Advertisement
Categories: Polhukam

Ganjar Pranowo Janji Mudahkan Pendirian Rumah Ibadah, Ini Hasil Waktu Jadi Gubernur Jateng

Advertisement

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo melakukan safari politiknya di Toraja, Sulawesi Utara. Dari daerah tersebut, Ganjar pun menjanjikan bakal menjaga kerukunan antara umat beragama.

Dalam unggahannya di X, Ganjar mengklaim bahwa negara akan selalu menjamin kebebasan beragama bagi setiap masyarakat.

“Di Tana Toraja, di Paroki Makale ini, saya sampaikan dengan tegas bahwa Negara harus menjamin kebebasan beragama,” kata Ganjar dalam unggahannya seperti dikutip Holopis.com, Minggu (26/11).

Ganjar yang pernah menjadi Gubernur Jawa Tengah itu pun kemudian menjanjikan bahwa, apabila dirinya sudah menjadi presiden akan memberi kemudahan mendirikan rumah ibadah bagi seluruh kalangan agama di Indonesia.

“Dan kemudahan mendirikan rumah ibadah sesuai amanat konstitusi,” klaimnya.

Dalam unggahannya, pria yang pernah tersangkut kasus korupsi e-KTP di KPK itu juga mengakui senang saat melakukan safari politik di Toraja.

“Sebuah kehormatan untuk saya bisa berkunjung dan berbagi rasa dengan masyarakat Toraja,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Yayasan Pemberdayaan Komunitas Lembaga Studi Sosial dan Agama (YPK-ELSA) Semarang pun sebelumnya pada tahun 2022 telah merilis bahwa Kota Semarang menjadi sorotan terkait intoleransi kondisi keberagamaan di seluruh Jawa Tengah.

Pertama, mengenai asalnya Peraturan Wali Kota (Perwal) tentang pendirian rumah ibadah yang diterbitkan wali kota Semarang, akan mempersulit kelompok minoritas, utamanya kelompok yang jemaahnya masih sedikit.

Di Kota Semarang pun sebelumnya, ada seorang penganut Kepercayaan yang tidak bisa mendaftar kerja karena pada formulir (online) pendaftaran kerja tidak ada kolom ‘Kepercayaan’.

Masih berkaitan dengan penghayat Kepercayaan, di Kabupaten Kendal pernah terjadi penolakan pemakaman dan pada 2020 ada seorang anak kesulitan masuk sekolah. Selain itu di Magelang, siswa penganut Kepercayaan terpaksa ikut pelajaran agama.

Tidak sampai situ, yayasan tersebut juga mengungkap kasus yang rutin dan menjadi khas Jawa Tengah adalah penolakan pembangunan rumah ibadah.

Pada 2021 ada tiga kasus yang mencuat yakni penolakan pembangunan Gereja di Purworejo, penolakan Gereja GVI Evata Surakarta, dan sebuah Gereja di Ungaran, kesulitan mendapat izin dari perangkat desa.

Share
Published by
Ronald Steven

Recent Posts

Hari Ibu, Menag Harap Perempuan Punya Power dan Lebih Aktif Berkreasi

JAKARTA - Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar mengucapkan selamat Hari Ibu kepada para ibu…

12 menit ago

Polisi Bunuh Diri Meningkat Tiga Kali Lipat 2024 : IPW Ingatkan Pentingnya Pembinaan Mental

JAKARTA - Koordinator Pusat atau Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyampaikan…

27 menit ago

BCL Terharu Lagu Tentang Tiko Aryawardhana Laku di Youtube

Penyanyi Indonesia Bunga Citra Lestari merasa terharu melihat lagu barunya yang berjuddul Memulai Kembali sudah…

42 menit ago

3 Anggota Polisi di Ambon Sudah Ditahan Gegara Banting Warga

MALUKU - Kapolresta Ambon dan Pulau-Pulau Lease Kombes Pol Driyono Andi Ibrahim menyampaikan permohonan maaf…

57 menit ago

Persija Menang Lawan PSS Sleman Berkat Dukungan Penuh Jakmania!

Persija sukses mengandaskan PSS Sleman dengan skor 3-1. Hasil kemenangan itu sekaligus jadi kado HUT…

1 jam ago

Huawei Pura 70 Ultra Diluncurkan di Indonesia dengan Keunggulan Fotografi dan Performa Andal

Setelah dua tahun absen di pasar Indonesia, Huawei kembali meramaikan dunia teknologi dengan meluncurkan handphone…

1 jam ago