HOLOPIS.COM, JAKARTA – Partai Golkar meminta agar PDIP tidak terus menerus bermanuver menyerang pemerintah secara sporadis dengan membuat isu yang tidak benar.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia kemudian menyayangkan ketika Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang terus menerus menyalahkan pemerintah padahal itu bisa menjadi blunder bagi mereka sendiri.
“Udah lah, maksud saya kita saling menjaga, saling menjaga nggak usah juga saling tuding-tudingan. Ini kan kayak jadinya nantinya nunjuk satu ke depan, empat ke dalam, gitu loh,” kata Doli dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (21/11).
“Makanya saya kira, kita jangan membuat apa namanya pernyataan yang mengundang, satu fitnah, kedua, seolah-olah kita ini nggak, yang lain iya. Kira-kira begitu,” sambungnya.
Doli pun menyatakan, PDIP seharusnya sadar diri ketika salah satu kabar mengenai pakta integritas pemenangan Ganjar yang melibatkan Pj Bupati Sorong dan Kabinda Papua.
“Kita juga punya bukti tuh, lihat saja itu kejadian di Sorong itu, iya kan, itu pasangan siapa, emang pasangan kita? Kan nggak,” umbarnya.
Oleh karena itu, Doli kemudian menyarankan agar PDIP sebaiknya fokus kepada adu strategi positif di Pilpres 2024 dan tidak melulu mengeluarkan tuduhan tidak berdasar.
“Jadi maksudnya kita semua harus berkomitmen untuk menjaga, udah jaga ajah kita masing-masing, kita mengeluarkan statement berkomitmen agar Pemilu ini kita jaga. Mari kita sama-sama berkompetisi dengan sehat,” imbaunya.
“Kita sampaikan pesan visi kita apa 5 tahun ke depan, program-program yang kita tawarkan seperti apa. Itu lebih menarik didiskusikan, diperdebatkan ketimbang nuduh-nuduh orang tapi kita buat juga,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, PDIP mengakui bahwa mereka mulai melakukan komunikasi dengan pasangan Anies-Muhaimin untuk Pemilu 2024 mendatang.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto berdalih, hal tersebut dilakukan mereka baru sebatas koordinasi mengenai tudingan adanya tekanan seperti yang dialami pihak TPN Ganjar.
“Kami juga membangun komunikasi dengan AMIN karena merasakan hal yang sama sehingga inilah yang kemudian kami luruskan supaya demokrasi berada di koridornya,” kata Hasto, Sabtu (18/11).