Holopis.com HOLOPIS.COM, JATIM – TNI Angkatan Udara memastikan bahwa dua pesawat Super Tucano yang terjatuh di Pasuruan, Jawa Timur telah menjalani proses pemeriksaan ketat sebelum terbang.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma Agung Sasongkojati mengungkapkan, kedua pesawat itu bahkan sudah biasa menjalankan latihan.

“Pesawat ini sedang menjalankan latihan profisiensi formasi, di mana penerbang Angkatan Udara biasa melakukan latihan formasi,” kata Agung dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (16/11).

Ketika akan terbang, perencanaan jalur penerbangan training area alfa, bravo, charlie dan kembali ke Abdulrachman Saleh.

Agung menyebut pesawat kemudian take off dan bergabung dalam formasi. Kemudian pesawat 1 dan 3 pisah dari formasi karena cuaca kurang baik.

“Sesaat kemudian cuaca memasuki cuaca kurang baik pesawat sudah saling melepas diri. Namun pada saat itulah kehilangan kontak terhadap pesawat nomor satu dan pesawat nomor 3, TT-3111 dan TT-3103,” ungkapnya.

“Diketahui bahwa pada saat terbang kedua pesawat ini dalam kondisi baik, tidak ada masalah,” sambungnya.

Agung menyebut dua pesawat itu kemudian dilaporkan jatuh di Pasuruan. Dua pesawat itu jatuh di tempat yang berbeda.

“Dapat laporan ada pesawat yang terjatuh di area Watugede, Pasuruan,” imbuhnya.

Sementara itu, sampai saat ini petugas baru menemukan tiga personel TNI yang gugur dalam insiden tersebut.

“Saat ini dua jenazah sudah ditemukan, yaitu almarhum Mayor (Pnb) Yuda A Seta dan Kolonel (Pnb) Subhan,” jelasnya.

Dua jenazah itu sudah dalam proses evakuasi ke Malang. Jenazah Kolonel Widiono juga sudah ditemukan, sementara Letkol Sandhra masih dalam pencarian.