HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengungkapkan, bahwa Indonesia dan Amerika Serikat akan membentuk rencana kerja untuk pembentukan Critical Mineral Agreement (CMA).

Pernyataan tersebut Retno utarakan dalam Keterangan Pers di Washington, D.C, setelah pertemuan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat, pada 13 November kemarin, di channel YouTube Sekretariat Presiden.

“Disepakati pentingnya penguatan kerja sama mineral kritis,” kata Retno dalam pernyataannya, seperti dikutip Holopis.com, pada Rabu (15/11).

“Untuk itu akan dibentuk rencana kerja (work plan) menuju pembentukan Critical Mineral Agreement (CMA),” tambahnya.

Dengan begitu, dirinya menjelaskan, apabila Indonesia telah memiliki CMA, maka akan menjadi pemasok keperluan baterai EV di Amerika Serikat.

“Jika CMA sudah dimiliki maka Indonesia akan dapat menjadi pemasok kebutuhan baterai EV di Amerika Serikat, secara berkesinambungan, untuk jangka panjang,” jelasnya.

Selain itu, Retno menuturkan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Amerika untuk membantu upaya percepatan transisi energi Indonesia, salah satunya program Early Retirement PLTU.

“Presiden RI menyampaikan agar Amerika Serikat dapat mendukung upaya mempercepat transisi energi Indonesia, termasuk program Early Retirement PLTU & pengembangan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan Indonesia,” tuturnya.

Diketahui, menurut Retno, Indonesia merupakan negara satu-satunya yang diundang Amerika Serikat untuk melangsungkan kunjungan bilateral di Washington DC, jelang KTT APEC di San Francisco.