HOLOPIS.COM, JAWA BARAT – Memfasilitasi berkah kebaikan para donatur, Dompet Dhuafa menghadirkan greenhouse di kawasan lahan wakaf Pesantren Tahfiz Green Lido (PTGL), Sukabumi, Jawa Barat.
Langkah tersebut sebagai wujud pengelolaan wakaf produktif yang mengalir melalui Dompet Dhuafa. Dengan core utama adalah pesantren tahfiz, greenhouse melengkapi PTGL sebagai upaya pendukung operasional yang harapannya juga terus bertumbuh.
Dalam kesempatan itu, Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi di Indonesia pun mengajak para donatur dan mitra kolaborasi kebaikan untuk melakukan Panen Raya Melon Hidroponik perdana bertajuk Fruit O’Clock di Greenhouse PTGL yang hadir dari surplus wakaf produktif. Lebih dari 80 donatur dan mitra korporasi hadir dalam momen panen tersebut, di Pesantren Tahfizh Green Lido, Sukabumi tersebut.
General Manager Wakaf Dompet Dhuafa, Bobby Manullang mengucapkan rasa terima kasih atas kehadiran para donatur dan mitra kolaborasi kebaikan. Hal ini karena peran serta para donatur sehingga kegiatan budi daya alam dan pengembangan masyarakat di sana dapat terealisasikan.
“Hari ini kita berada di kawasan wakaf Produktif seluas 2,2 Ha persembahan dari wakif yang memberikan amanah kepada Dompet Dhuafa untuk megelola lahan wakaf tersebut,” kata Bobby dalam keterangannya yang diterima Holopis.com, Senin (13/11).
Kegiatan Panen Raya Melon Hidroponik tersebut dilakukan pada hari Minggu (12/11) kemarin. Dijelaskan Bobby, bahwa buah melon yang dipanen dari Greenhouse PTGL adalah jenis talent dari tipe Muskmelon yang berasal dari negara Jepang. Salah satu jenis melon yang memiliki nilai jual tinggi dengan karakter bentuk bulat, kulit luar ber-netting dan daging warna kuning serta tingkat kemanisan di atas 14 brix.
Menurut Bobby, pembangunan PTGL dibangun secara bertahap agar memiliki fundamental yang kuat. Visi Dompet Dhuafa tidak hanya membangun pendidikan yang berkualitas tapi juga dilengkapi dengan jiwa enterpreneurship.
Pesantren Tahfizh Green Lido (PTGL) Dompet Dhuafa memiliki visi menjadi model pesantren unggul, mandiri, dan modern berbasis wakaf produktif. Salah satu unit usaha produktif pesantren yang diinisiasi adalah green house melon. Green house dirancang menjadi unit revenue stream berbasis wakaf bagi PTGL sekaligus pembelajaran entrepreneurship santri serta pemberdayaan petani lokal.
“Kita semua berupaya untuk menjadi manfaat dalam kehidupan. Sebab sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat,” tuturnya.
Tujuan wisata petik melon bertujuan untuk menjalin silaturahmi dengan para donatur dan mitra kolaborasi kebaikan. Selain itu acara ini juga bentuk transparansi laporan atas pengelolaan wakaf oleh Dompet Dhuafa.
Ali Bastoni yang merupakan General Manager pengembangan Wakaf Dompet Dhuafa menjelaskan inti dari implementasi program pendidikan berbasis wakaf.
“Ke depannya, secara core aktivitas di atas lahan wakaf ini adalah pesantren. Alhamdulillah hari ini sudah mulai beroperasi. Sebelumnya santri tinggal di Smart Ekselensia, Parung,” jelasnya.
“Tapi hari ini berkat kebaikan wakaf bapak ibu dan dukungan berbagai pihak baik korporasi maupun komunitas para santri bisa tinggal walau masih terbatas,” sambung Ali.
Tujuan dibangun greenhouse berbasis wakaf tersebut agar bisa membantu operasional kegiatan pesantren. Rencana greenhouse akan dibangun lima sampai delapan greenhosue agar mampu mengoptimalkan lahan wakaf produktif.
Panen raya tersebut dikemas menjadi rangkaian kegiatan eduwisata untuk para donatur. para donatur tidak hanya diajak untuk petik melon bersama, melainkan juga terdapat talkshow dan workshop mengenai budidaya melon.
“Alhamdulillah panen perdana greenhouse PTGL menjadi suatu kebanggaan dan kehormatan bagi saya bisa berbagi keilmuan terkait budidaya melon mulai dari tahap persiapan dan pelaksanaan budidaya tersebut sehingga dapat menghasilkan buah yang berkualitas dan bermanfaat untuk masyarakat.” Ucap Udi Rafiudin selaku Penggiat Petani Millenial.