HOLOPIS.COM, JAKARTA – Editor Lingkungan The Conversation Indonesia, Robby Irfany Maqoma mengatakan, bahwa media-media di Indonesia kurang gencar memberitakan perihal sampah plastik, baik dari sisi penggunaan maupun solusi dalam mencegah dampak negatif sampah plastik di Indonesia.
Hal ini disampaikannya dalam acara Greenpress Community yang bertajuk “Narasi dan Kebijakan Dalam Pengelolaan
Sampah Plastik di Perkotaan” yang digelar di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, pada Kamis (9/11).
“Ini yang menurut saya adalah narasi yang tidak kencang yang diberitakan oleh media-media seputar plastik di Indonesia. Orang-orang mau kok sudah sadar, tapi kendalanya di mana tempat recycle dan alternatifnya seperti apa, masyarakat bingung dan perlu diarahkan,” katanya seperti dikutip Holopis.com, Jumat (10/11).
Robby menyebut, bahwa dalam hal ini jurnalis dapat berperan sebagai advokasi. Dimana mereka dapat memberikan komunikasi terkait risiko penggunaan sampah plastik dari tingkat hulu hingga ke hilir.
“Peran jurnalis adalah advokasi di tingkat hulu dan komunikasi risiko di tingkat hilir. Mengapa advokasi, mencegah pembebanan tanggung jawab berlebih pada konsumen yang notabene korban,” ujarnya.
Untuk komunikasi risiko di tingkat hulu dan tengah adalah dengan mendekati pihak produsen. Misalnya dimulai dari industri migas nya, produsen plastik nya dan tingkat tengah misalnya minimarket-minimarket yang menjual kantong plastik hingga ke pedagang – pedagang kecil lainnya.
“Nah ini yang masih kurang, kebanyakan komunikasinya di hilir,” ucapnya.
Kemudian dia juga turut mengajak masyarakat agar melek terhadap risiko penggunaan plastik. Misalnya dengan melakukan kajian ilmiah, pelatihan hingga turun ke lapangan meninjau pelaksanaan pengelolaan sampah di daerah hingga ikut melakukan aksi kampanye lingkungan.
“Sambil itu, untuk memperdalam dan memaknai seputar sampah di perkotaan dan juga di daerah terpencil, apalagi di medsos ada kendalanya segala macam. Kita punya infrastruktur dan peluang yang ada untuk memberikan kontribusi lebih baik bersama-bersama,” tutupnya.
