HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dewa United FC jadi salah satu pihak yang merasa dirugikan oleh wasit pertandingan Liga 1. Klub berjuluk Tangser Warrior itu pun minta PSSI untuk memecat wasit yang bermasalah, hingga mendorong penggunaan VAR secepatnya di kompetisi.

Diketahui, dalam tiga laga terakhirnya di Liga 1, Dewa United merasa dirugikan oleh kepemimpinan wasit. Wasit-wasit tersebut diantaranya Ryan Nanda, Rio Permana dan Nendi Rohaendi.

Untuk kepemimpinan wasit Ryan Nanda yang dinilai merugikan Dewa United, yakni ketika memberikan hadiah penalti dalam kemenangan Dewa United kontra Madura United 4-1 di Stadion Gelora Bangkalan, (22/10) lalu, dimana dalam tayangan ulangnya Ricky Kambuaya jelas tidak melakukan gerakan dalam menahan Hugo gomes.

Kemudian hal itu terulang saat laga Dewa United kontra Borneo FC di Stadion Segiri, (28/10) yang berkesudahan 1-3 untuk kemenangan Borneo FC.

Rio Permana yang kala itu menjadi wasit di laga tersebut, menunjuk titik putih, dan dalam tayangan ulangnya, nampak bahwa tidak ada tarikan dari Agung Mannan kepada pemain Borneo FC.

Sementara yang ketiga terjadi ketika pertandingan Dewa United vs Arema FC yang dipimpin oleh wasit Nendi Rohaendi, yang berkesudahan 2-1 untuk kemenangan Singo Edan, di Stadion I Wayan Dipta, Bali, Kamis (2/11). Dalam tayangan ulangnya, terlihat bahwa Dedik Setiawan sudah terjebak offside sebelum akhirnya dijatuhkan di dalam kotak penalti.

Hal-hal tersebut kemudian disoroti betul oleh pihak Dewa United FC, bahkan Presiden Klub Dewa United, Ardian Satya Negara menilai bahwa kepemimpinan wasit yang buruk dapat mencederai sepakbola Indonesia.

“Buruknya kepemimpinan wasit dalam memimpin pertandingan bukan saja menciptakan preseden atau citra yang buruk untuk sepakbola Indonesia tapi juga dapat menghambat kemajuan sepakbola Indonesia. Wasit jangan hanya cepat meniup peluit penalti, tapi harus cermat dalam mengambil keputusan,” ungkap Ardian, sebagaimana informasi yang dikutip Holopis.com.

“Yang menjadi korban bukan hanya pemilik klub tapi juga semua pemain dan pelatih yang sudah berlatih untuk persiapan pertandingan, fisik dan strategi merasa dirugikan,” sambungnya.

Lanjutnya, Ardian mendorong penggunaan VAR secepatnya dilakukan di dalam kompetisi.

“Kalau jalannya pertandingan sudah dirusak oleh keputusan-keputusan yang salah di dalam pertandingan oleh wasit, bagaimana klub mau percaya dan berinvestasi. Kasihan pencinta bola nasional yang terus disuguhkan kualitas tontonan yang sudah tidak enak ditonton. VAR memang harus secepatnya digunakan,” tambahnya.

“PSSI yang membuat aturan, harusnya menindak wasit-wasit yang bermasalah untuk tidak lagi diberi tugas. Kasihan pemerintah yang ingin mengangkat kebanggaan bangsa melalui sepak bola, namun ditelikung oleh segelintir korps baju hitam,” tegasnya,” jelasnya.

Selain itu, Ardian menyebut bahwa pihaknya telah melayangkan surat protes kepada Komite Wasit PSSI.

“Kami sudah melayangkan surat protes resmi ke Komite Wasit PSSI, atas kerugian yang kami alami dalam tiga laga terakhir. Dalam konteks ini kontroversi penalti,” ujarnya lagi.