HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bacawapres 2024, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menilai bahwa Indonesia bisa menjadi juru damai untuk Israel dan Palestina. Hal ini karena menurutnya, Indonesia sebenarnya masih sangat diperhitungkan jika benar-benar ingin hadir di tengah-tengah konflik tersebut.
“PBB gagal, negara-negara Islam di timur tengah gagal, OKI gagal, masak sedunia ini bisa gagal semua. Saya dengar Islam dengan mayoritas umat Islam terbanyak di dunia ini, keunikan Indonsia ini cukup didengar semua pihak,” kata Cak Imin dalam podcast Close The Door bersama Deddy Corbuzier seperti dikutip Holopis.com, Jumat (3/11).
Berdasarkan pengalaman yang ada, Cak Imin menyebut bahwa sebenarnya Israel juga memiliki harapan agar Indonesia hadir untuk menjadi juru damai demi mendinginkan konflik mereka dengan Palestina.
Bahkan ia juga menyebut jika almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pernah mencoba menjadi jembatan perdamaian antara Israel dengan Palestina melalui The Shimon Peres Center for Peace & Innovation.
“Israel sangat berharap (Indonesia) untuk menjadi juru damai. Gus Dur sudah mencoba itu masuk di Yayasan Shimon Peres, dalam konteks apa ada solusi yang memungkinkan di luar perang ataupun konflik,” ujarnya.
Dari upaya Gus Dur dan PKB bersama Indonesia saat itu ditemukan sebuah konklusi bahwa Israel sebenarnya sangat memperhitungkan peran Indonesia sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia.
“Salah satu formula yang kita temukan di situ adalah bahwa orang Israel segan dengan Indonesia. Karena itu sebetulnya kans pemerintah Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia ini sangat tinggi untuk bisa menjembatani antara Israel dengan palestina,” paparnya.
Lebih lanjut, politisi yang juga Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut mengatakan jika dirinya mengamati sudah banyak cara dilakukan negara-negara dunia termasuk negara di Timur Tengah untuk mengupayakan jalur perdamaian antara Isreal dan Palestina. Sayangnya, sampai saat ini belum ada yang membuahkan hasil.
Namun ada satu hal yang tampaknya belum dicoba menruut Cak Imin, yakni peranan Indonesia menjadi leader dalam penggalangan kekuatan untuk mengupayakan perdamaian tersebut. Hal ini disampaikan Cak Imin karena melihat bagaimana Presiden Joko Widodo mendatangi dua kepala negara yang sedang terlibat konflik yakni Rusia dengan Ukraina.
Presiden Jokowi mendatangi Presiden Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy di Kyiv pada 29 Juni 2022 untuk membahas kerja sama bilateral antara Ukraina dengan Indonesia, sekaligus membahas misi perdamaian antara Ukraina dengan Rusia.
Usai mendatangi Zelenskyy, Presiden Jokowi juga menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin Moscow pada 30 Juni 202.
“Belum tentu (menjanjikan perdamaian), semua sudah ditempuh. Satu hal yang belum ditempuh adalah Indonesia memimpin, datang ke sana misalnya Pak Jokowi datang ke sana, seperti pak Jokowi ke Ukraina seperti itu, tapi melibatkan semua komponen civil society,” tandasnya.
Saat ditanya apakah dirinya akan melakukan hal itu jika diberikan kesempatan, Cak Imin menyatakan bahwa ia pun siap mencobanya yakni datang langsung ke Palestina untuk mendamaikan kedua belah pihak.
“I will try, kita cari yang tempatnya aman, kalau langsung jalur Gaza masuknya aja susah,” tukasnya.