HOLOPIS.COM, JAKARTA – Beberapa negara mayoritas Muslim di dunia mengadakan gerakan Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) guna memboikot produk dari Amerika Serikat sebagai sanksi terhadap dukungan mereka kepada Israel.

Salah satu brand yang belakangan ini sering disebut warganet adalah ‘Starbucks’. Lalu, apakah brand tersebut mendukung Israel?

Mengutip Fortune, Kamis (2/11) Starbucks masuk daftar boikot karena berasal dari Amerika Serikat, negara pro Israel.

Gerai kopi ini juga menggugat serikat serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, yang mengeluarkan Tweet “Solidaritas dengan Palestina” setelah serangan Hamas.

Tweet tersebut telah dihapus dalam waktu 40 menit. Starbucks mengklaim bahwa Tweet tersebut menyebabkan lebih dari 1.000 aduan, tindakan vandalisme, dan konfrontasi di toko-toko mereka. Oleh karena itu, mereka menggugat serikat pekerjanya atas aksi terhadap terorisme.

Para bos perusahaan berjanji tidak akan mempekerjakan anggota kelompok mahasiswa universitas yang mengutuk Israel.

Mereka mengklaim Workers United mendukung terorisme, kebencian, dan kekerasan atas dukungan terhadap warga Palestina di Gaza.

Akibat boikot dari masyarakat, saham Starbuck turun drastis. Saham Starbuck turun menjadi USD 91,4 per saham pada 12 Oktober. Kemudian, saham mereka kembali naik menjadi Rp 94 per saham pada 19 Oktober 2023.