HOLOPIS.COM, JAKARTA – Partai Golkar merasa geli dengan dalih PDIP yang tidak mau melakukan pemecatan terhadap Gibran Rakabuming Raka.

Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid menganggap, alasan takut dizalimi hanya ada dalam film yang sengaja dibuat-buat oleh pihak PDIP.

“Soal narasi ‘Saya dizalimi’, ini fakta bukan ‘drakor politik’, sehingga tidak pakai narasi dan skrip drama. Semua jalan atas dasar fakta saja,” kata Nusron dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (2/11).

Nusron pun menantang PDIP sebagai partai penguasa untuk mengeluarkan surat pemecatan terhadap Gibran yang belum jelas sampai saat ini statusnya.

“Kalau mau dipecat ya monggo. Itu hak dan urusan internal PDIP. Tidak usah dibuat melankolis,” tukasnya.

Nusron kemudian malah memuji sosok Gibran yang berani menghadapi PDIP dengan usianya yang belia saat ini.

“Mas Gibran politisi gentlemen, dengan segala keputusan. Mas Gibran mendatangi Mbak Puan dan pamit baik-baik. Karena ada panggilan dari rakyat untuk menjawab kebutuhan kepemimpinan Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nusron mengatakan yang dilakukan Gibran saat ini merupakan bentuk rekonsiliasi nasional. Hal itu, kata dia, demi melanjutkan pembangunan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Soal tegak lurus dengan arahan Bu Megawati, apa yang dilakukan Mas Gibran adalah bagian dari upaya untuk melaksanakan proses rekonsiliasi nasional dengan antar kelompok bangsa Indonesia dan melanjutkan pembangunan yang sudah dilakukan Pak Jokowi,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, PDIP mengungkapkan alasan utama ketakutan mereka untuk memecat seorang Gibran Rakabuming Raka sebagai kader partai.

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun menduga, jika pihaknya mengeluarkan surat pemecatan akan membuat stigma partai telah berbuat zalim kepada Gibran.

“Tidak perlu didramatisir. Kita kan tahu itu kalau kita ambil tindakan tegas pecat nanti dia (Gibran) gunakan itu ‘Waduh saya dizalimi’, itu sudah lagu lama,” kata Komarudin.