HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan awal musim hujan di Ineonesia secara umum terjadi pada bulan November 2023 mendatang.

Memasuki musim hujan, BMKG menyebut potensi terjadinya cuaca ekstrem mungkin saja terjadi, yang tentunya memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, terutama di wilayah yang mengalami Sifat Musim Hujan Atas Normal (lebih basah dibanding biasanya).

Oleh karena itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati meminta kementerian/lembaga, pemerintah daerah (pemda), serta sejumlah institusi terkait untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi.

“Kami memberikan rekomendasi yang sering kami sampaikan ke pemerintah daerah terutama dan institusi terkait, serta seluruh masyarakat agar lebih antisipatif terhadap bencana hidrometeorologi,” kata Dwikorita dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (30/10).

Menurut Dwikorita, di musim kemarau kering ini merupakan waktu yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan berbagai upaya pencegahan bencana banjir, seperti mengecek dan membersihkan saluran-saluran air di wilayah masing-masing.

“Ini musim kemarau kering, justru waktu yang ideal untuk agar kita lebih siap di musim hujan,” ucapnya.

Selain itu, BMKG juga berharap pemda bisa lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan, serta pentingnya memperhatikan peringatan dini.

“Pemerintah daerah dan sektor terkait juga diharapkan dapat menjadikan informasi Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 ini sebagai acuan untuk menyusun rencana aksi dini dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan adanya bencana hidrometeorologis,” pungkasnya.