HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada seluruh kepala daerah di Indonesia untuk mewaspadai situasi global yang sedang tidak menentu saat ini. Mulai dari kondisi perubahan iklim sampai gejolak dunia yang semakin memanas.

“Kita tahu semuanya bahwa dunia sekarang ini tidak sedang baik-baik saja, saya sering mengatakan dunia sekarang semakin tidak jelas,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidato arahan pejabat kepala daerah di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/10) seperti dikutip Holopis.com.

Ekonomi global juga salah satu di antaranya yang disinggung oleh Presiden Joko Widodo. Bahkan kata dia, Sri Mulyani Indrawati yang dipercaya sebagai Menteri Keuangan karena jam terbangnya tinggi di sektor ekonomi global, pun sampai salah dalam menyampaikan prediksinya karena ketidakpastian situasi saat ini.

“Ketidakpastian ekonomi global yang sulit dihitung. Bu Menteri Keuangan ini jam terbangnya sudah kemana-mana, tetapi mengalkulasi menghitung situasi ekonomi global betul-betul sekali tidak gampang, dan sering unpredictable,” ujarnya.

Ketidakpastian dunia ini dipaparkan Jokowi dalam beberapa aspek, salah satunya adalah soal sektor keuangan. Dimana yang paling teranyar disampaikan Jokowi adalah soal melonjaknya nilai dollar Amerika Serikat, kondisi ini sampai membuat negara-negara berkembang seperti Indonesia mengalami situasi kurang menyenangkan.

“Kenaikan suku bunga di Amerika, kelihatannya yang menaikkan Amerika, tapi semua negara berkembang kena semua, karena terjadi capital outflow, dolar ditarik kembali ke Amerika,” terangnya.

Kedua adalah soal perubahan iklim, dimana dunia sedang mengalami super El Nino, pemanasan global ini membuat banyak negara mengalami penurunan produksi pangan, termasuk di Indonesia.

“Dulu perubahan iklim banyak yang (menyepelekan) ah apa, nggak kelihatan barangnya, sekarang sudah nyata kelihatan. Kekeringan di 7 provinsi dan beberapa negara yang akhirnya menurunkan produksi beras,” papar Jokowi.

Untuk mengakali pemenuhan stok pangan khususnya komoditas beras, ternyata kasih cukup sulit dengan kondisi produksi dalam negeri. Sementara ketika ingin menarik beras impor, banyak negara menutup celahnya karena mereka pun akhirnya memfokuskan stok untuk kepentingan dalam negeri mereka masing-masing.

“Kita mau tutup dari impor sekarang tidak semudah dulu, mencari beras impor tidak semudah dulu, 22 negara sudah stop dan mengurangi ekspornya, karena mereka ingin menyelamatkan rakyatnya,” tandasnya.

Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo meminta agar semua pejabat kepala daerah di seluruh Indonesia bisa memahami situasi sulit ini, sehingga bisa sesegera mungkin melakukan langkah antisipatif dan solutif agar kondisi masyarakat mereka tidak bergejolak.

“Situasi seperti ini bapak ibu semua harus ngerti harus tahu, bahwa dunia tidak sedang baik-baik saja,” tutur Presiden.

Ketiga yang disampaikan Jokowi adalah soal kondisi dunia yang sedang terjadi peperangan, baik antara Ukraina dengan Rusia maupun Israel dengan Palestina. Perang mereka tentu sangat berdampak kepada negara-negara lain, apalagi yang memiliki ketergantungan penambahan stok dari negara-negara berkonflik itu.

“Kemudian perang, kita sudah pusing dengan yang namanya perang di Ukraina, belum rampung, belum jelas kapan selesai, tambah lagi perang Hamas Israel, kelihatannya Ukraina jauh apa sih dampak Indonesia, hati-hati,” tandas Jokowi.

Salah satu dampak yang dirasakan Indonesia atas konflik perang antara Ukraina dan Rusia adalah pemenuhan stok gandum, hingga akhirnya harga gandum langsung melonjak tinggi saat ini, dan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi negara-negara lain yang juga membutuhkan pasokan gandum dari dua negara yang berkonflik tersebut.

“Waktu saya bertemu saat itu tahun lalu bertemu dengan Presiden Zelensky, saya bicara 2,5 jam, beliau menyampaikan stok Gandum, di Ukraina 77 juta ton berhenti. Saya pindah ketemu Presiden Putin, 3 jam cerita lagi, 130 juta ton gandum berhenti di Rusia. Artinya dua negara saja sudah 207 juta ton pangan berhenti di sana,” paparnya.

Lagi-lagi, Presiden Jokowi meminta semua kepala daerah tidak ada yang menganggap konflik internasional sebagai sesuatu hal yang biasa. Karena dampaknya pun akan meluas dirasakan juga oleh masyarakat Indonesia.

“Inilah yang harus semuanya waspada dan tidak menganggap situasinya biasa-biasa saja,” tukasnya.

Terakhir, Jokowi meminta agar pemerintah daerah bisa segera melakukan intervensi pasar untuk memastikan stok aman terkendali dan harga pun cenderung stabil.

“Kalau pemerintah daerah memiliki kemampuan segera intervensi agar inflasi untuk bahan pangan tidak semakin naik, harus dihentikan kalau ada hal-hal seperti itu. Makanya lihat pasar itu penting, lihat stoknya, jangan terjebak rutinitas sehari-hari, administrasi sehari-hari, yang penting-penting dicek dulu, kalau ini beres baru ngerjain administrasi,” pungkasnya.