HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati angkat bicara terkait nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang semakin anjlok.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini hampir menyentuh level Rp16.000 per dolar AS, atau tepatnya Rp15.930 per dolar AS.
Menurut Sri Mulyani, melemahnya rupiah merupakan efek dolar AS yang menguat pesat akibat kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed yang terjadi dalam waktu cukup lama.
Sebab, jelasnya, kenaikan suku bunga The Fed tersebut membuat arus modal yang sempat keluar saat ekonomi AS terguncang, kembali masuk setelah adanya signal kebijakan moneter yang positif dari The Fed.
“Kita semua tahu fenomena global saat ini dengan Amerika Serikat yang hadapi inflasi yang cukup tertahan tinggi, dan kondisi ekonomi yang cukup kuat, mereka kemudian mengeluarkan signal atau paling tidak dibaca market, bahwa higher for longer itu akan terjadi dan ini yang sebabkan banyaknya capital flowing back to Amerika Serikat,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Holopis.com, Senin (23/10).
Menurut Sri Mulyani, kebijakan itu lah yang membuat mata uang dolar AS menguat, di luar prediksi Bank Indonesia (BI). Pasalnya,
“Dollar index menguat di 106. Pak Gubernur (BI) sebelumnya mengatakan di 93. Berarti dolar AS itu kuat secara global,” tandas Sri Mulyani.
Lantas bagaimana pemerintah mengatasi permasalahan nilai tukar rupiah yang terus melemah.
Sri Mulyani mengatakan, bahwa pihaknya di Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus melakukan sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan terus memantau secara ketat dampak nilai tukar tersebut terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Negara seperti Amerika Serikat dampaknya ke ekonomi kita bisa dimitigasi dan diminimalkan, baik terhadap nilai tukar, inflasi, maupun terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan. Itu yang terus kita lakukan intensif,” pungkasnya.