HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah rampung melakukan kunjungan bilateral ke Arab Saudi setelah 2 (dua) hari. Tugas Jokowi adalah menghadiri langsung kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-GCC (Gulf Cooperation Council) digelar di Hotel Ritz Carlton, Riyadh, Saudi Arabia.

Alhamdulillah, seluruh kegiatan lawatan kenegaraan di Arab Saudi sudah selesai,” kata Jokowi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (21/10) dini hari.

Ia pun bersama dengan Ibu Iriana langsung bertolak dari Arab Saudi menuju Indonesia.

“Siang waktu setempat, saya dan Ibu Negara meninggalkan Bandara Internasional King Khalid untuk pulang ke Tanah Air,” jelasnya.

Perlu diketahui Sobat Holopis, bahwa KTT ASEAN-GCC digelar di Riyadh dengan dihadiri oleh sejumlah pimpinan negara sahabat, antara lain ; Arab Saudi, Oman, Qatar, Bahrain, Kuwait, dan UEA (Untuk GCC). Sedangkan untuk ASEAN terdiri dari ; Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Filipina.

Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo menyampaikan tentang sejumlah isu, salah satunya di bidang ekonomi. Ia mengatakan bahwa ASEAN dan GCC perlu maksimalkan potensi ekonomi melalui investasi dan perdagangan yang berimbang, terbuka dan adil, termasuk dengan membentuk kerangka perdagangan ASEAN-GCC.

“Melalui pembangunan industri, pengakuan sertifikasi halal serta pengembangan wisata halal,” kata Presiden Jokowi.

Selain itu, Presiden juga menyampaikan isu di bidang ketahanan pangan dan energi. Menurut Presiden, keamanan rantai pasok pangan perlu terus dijaga melalui kerja sama teknologi pertanian dan pangan serta penyelarasan standar komoditas pertanian.

“Ketahanan sektor energi perlu kita perkuat melalui kemitraan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan untuk mempercepat transisi energi,” ungkap Presiden.

Isu lainnya adalah terkait perlindungan pekerja migran. Presiden menegaskan komitmen ASEAN untuk meningkatkan perlindungan bagi para pekerja migran di tengah situasi global saat ini yang dinilai tidak menentu.

“Saya mohon dukungan negara-negara GCC,” tutur Presiden.

Terakhir, Presiden kembali menegaskan bahwa tindak kekerasan harus dihentikan dan isu kemanusiaan harus menjadi prioritas saat ini. ASEAN dan GCC harus bersama-sama mencegah agar kondisi tidak semakin memburuk dan tidak melupakan bahwa akar masalahnya adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel.

“Ini yang harus diselesaikan sesuai dengan parameter internasional yang telah disepakati. Di mana posisi ASEAN dan GCC harus jelas dan solid untuk mendukung solusi perdamaian yang adil dan langgeng di Palestina,” ucap Presiden.