HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penamanam Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengakui, bahwa China merupakan negara yang cukup agresif dari sisi investasi ketimbang Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa.

“Kalau kita mau jujur, yang agresif itu China dan Korea (Selatan). Kalau Eropa dan Amerika (Serikat) ini bagus, tapi proposal dan feasibility study (FS)-nya terlalu lama. Jadi, negosiasinya butuh iman yang kuat, harus telaten,” kata Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (20/10) yang dikutip Holopis.com.

Hal itu tercermin dari nilai investasi China sebesar US$ 1,8 miliar yang membawa China bertengger di posisi kedua negara dengan investasi terbesar di Indonesia. Meskipun masih kalah dengan Singapura yang memiliki nilai investasi sebesar US$ 4,4 miliar.

Sementara itu, Korea Selatan berada di posisi ketujuh dengan US$ 1,98 miliar, dan AS berada di posisi kelima dengan investasi senilai US$ 2,44 miliar.

Kendati begitu, Bahlil menampik komentar-komentar miring terkait China yang disebut-sebut bakal menguasai investasi di Indonesia karena banyaknya investasi dari mereka yang masuk ke Indonesia.

“Selama ini kan seolah-olah kita investasinya China dan China saja, saya dapat protes terus. Ini datanya sudah mulai keseimbangan,” tegasnya.