HOLOPIS.COM, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa merasa kagum dan bangga terhadap antusiasme peserta yang hadir Jalan Santi peringatan Hari Santri Nasional 2023 yang diselenggarakan bersama PBNU. Apalagi yang hadir bukan hanya dari Jatim saja.

Ia berharap, kegiatan jalan sehat ini bisa menjadi penguat persaudaraan antarumat beragama, serta bisa dimasifkan di seluruh provinsi di Indonesia.

Alhamdulillah ada kebersamaan, kegotongroyongan yang luar biasa. Mudah-mudahan ini menjadi penguat persaudaraan kita semua. Ini kan tidak hanya dari Jawa Timur rupanya. Dari provinsi lain juga banyak yang hadir. Apalagi dari Jawa Timur ada peserta dari 38 kabupaten dan kota juga hadir. Mudah-mudahan semakin guyub rukun,” kata Khofifah dalam keterangannya seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (21/10).

Dalam kesempatan itu pula, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf saat melepas Jalan Santai Hari Santri 2023 di Surabaya menyampaikan, bahwa kegiatan ini bisa menjadi pengingat peran santri dalam jihad fii sabilillah mempertahankan NKRI, menjaga Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945.

“Mari kita berjihad. Sebab negara ini didirikan dengan jihad. Masa depannya juga harus diperjuangkan dengan jihad. Jihad santri, jayakan negeri,” tegas Gus Yahya.

Negeri ini, kata Gus Yahya, tidak akan berjaya tanpa jihad dari warganya. Jihad yang dilandasi semangat kepahlawanan sebagaimana diteladankan para pahlawan demi tegaknya Indonesia.

Ditanya kenapa Hari Santri dipusatkan di Surabaya, Gus Yahya menjelaskan bahwa itu tidak lepas dari sejarah Resolusi Jihad yang digaungkan para ulama pada 22 Oktober 1945. Saat itu, mereka berkumpul di Surabaya dan meminta pemerintah memobilisasi warganya untuk jihad fii sabilillah, mempertahankan NKRI dari upaya sekutu untuk menjajah kembali.

“Surabaya menjadi pusat dari pertarungan mempertahankan NKRI. Peristiwa itu menjadi titik penting sebagai pondasi keberlangsungan proklamasi,” jelas Gus Yahya.

“Mari jangan sampai kejayaan yang telah diperjuangkan para pahlawan itu batal di masa depan karena kita tidak mampu meneladani kepahlawanan mereka,” sambungnya.