BerandaNewsPolhukamPerubahan Usia Capres-Cawapres Tak Bikin Demokrasi Makin Baik

Perubahan Usia Capres-Cawapres Tak Bikin Demokrasi Makin Baik

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai bahwa kegaduhan tentang pro kontra perubahan batas usia minimal Capres-Cawapres yang saat ini tengah digugat di Mahkamah Konstitusi (MK) tak membuat iklim demokrasi semakin baik.

Menurut dia, regulasi yang paling efektif untuk membuat iklim demokrasi semakin baik adalah, ketika MK mengabulkan gugatan ambang batas syarat pencapresan alias presidential threshold menjadi 0 persen.

Sehingga persaingan akan semakin terbuka dan setiap orang memiliki hak yang sama untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden, bukan hanya dikhususkan untuk mengakomodir pihak tertentu saja.

“Sepanjang perubahan hanya soal batas usia, tidak dengan ambang batas presidensil, maka iklim demokrasi kita kian buruk, Pemilu hanya untuk ajang meraih kekuasaan tanpa ada kontestasi yang terbuka,” kata Dedi kepada Holopis.com, Senin (16/10).

Penerbit Iklan Google Adsense

Menyikapi adanya gugatan batas usia yang termaktub di dalam Pasal 169 huruf q UU Pemilu (UU Nomor 7 Tahun 2017) yang ada di MK, yang mana para pemohon meminta agar batas usia di huruf q direvisi, yakni di bawah 40 tahun. Menurut Dedi, gugatan itu adalah penentu apakah Jokowi sebagai Presiden akan meninggalkan legacy baik atau buruk di mata publik.

Ia menganalisis, jika sampai majelis hakim MK mengabulkan gugatan tersebut, maka Jokowi akan menghadapi tekanan besar dari rakyatnya sendiri. Bahkan kata Dedi, tekanan itu tidak akan hanya melanda Jokowi, bahkan kepada Prabowo juga jika memang hasratnya adalah ingin Gibran menjadi cawapresnya.

“Pertama, Jokowi akan hadapi propaganda sebagai penyubur politik dinasti atau kekerabatan. Kedua, Jokowi akan dikampanyekan PDIP sebagai pengkhianat. Ketiga, Prabowo bisa kehilangan simpati karena memilih Cawapres berdasarkan anak Jokowi, bukan karena kapasitas,” tutur dia.

Di sisi lain, melihat dari semua dinamika yang ada terkait dengan gugatan batas usia, Dedi menilai bahwa semua ini adalah skenario Jokowi untuk menciptakan dinasti politik semata.

“Gugatan ini dilakukan PSI, dan saat ini Kaesang memimpin PSI, maka bisa ditafsir gugatan ini memang untuk keluarga Jokowi,” pungkasnya.

Temukan kami juga di Google News
BERITA LAINNYA

GNK Beri 4 Catatan Penting di HUT Bhayangkara ke 78 Tahun

Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengatakan bahwa HUT Polri ke 78 harus menjadi momentum refleksi bagi institusi Bhayangkara bisa semakin baik lagi.

GPK Harap Polri Makin PRESISI dan Sukseskan Pilkada 2024

Ketua Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) Abdullah Kelrey menyampaikan ucapan selamat untuk HUT Bhayangkara yang ke 78 tahun (HUT Polri ke 78). Di mana momentum hari kelahiran Polri tersebut tiba pada hari Senin, 1 Juli 2024.

Hasto Kristiyanto Sudah Siap Diperiksa KPK Lagi

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi kabar bahwa dirinya akan kembali diperiksa lagi oleh penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Prabowo Siap Aktivitas Kembali Usai Operasi Cedera Kaki Terjun Payung saat Aktif di TNI

Presiden terpilih RI periode 2024-2029 Prabowo Subianto mengungkapkan dirinya siap beraktivitas kembali usai satu minggu yang lalu sukses menjalankan operasi cedera kaki yang sudah lama dirasakannya.

Pemerintah Gelontorkan Rp 1,8 Triliun Demi Majukan Transportasi Medan dan Bandung

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan kini tengah dorong optimalisasi transportasi massal perkotaan di kota Medan. Pasalnya, anggaran senilai Rp 1,8 triliun telah dievaluasi untuk...

HNW Desak PPATK Serahkan Daftar Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

Anggota Komisi VIII, Hidayat Nur Wahid (HNW) mendesak Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk segera menyerahkan daftar nama anggota DPR yang melakukan judi online ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024 - 2029
Sudaryono

HOLOPIS FEEDS