HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyoroti kondisi perekonomian global yang dinilai masih penuh tantangan. Meskipun, perekonomian global menunjukkan adanya penguatan, namun dari sisi pemulihan masih terbilang lambat dan tidak berimbang.
BI melihat, aktivitas global saat ini masih belum kembali ke level pra pandemi. Belum lagi terdapat divergensi pertumbuhan yang semakin meluas di berbagai kawasan serta tantangan yang terus muncul mulai dari konsekuensi jangka panjang dari COVID-19, perang di Ukraina dan meningkatnya fragmentasi geoekonomi.
Dampak kebijakan moneter ketat dalam rangka mengatasi tekanan inflasi, berkurangnya stimulus fiskal akibat tingkat utang yang sudah tinggi, serta implikasi dari cuaca ekstrem juga menjadikan tantangan ekonomi global semakin kompleks.
Berbagai tantangan itu mengemuka dalam agenda tahunan International Monetary Fund (IMF) – World Bank Annual Meetings 2023 yang berlangsung di Marrakesh, Maroko, pada Rabu (11/10) kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan sejumlah langkah pihaknya dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi global tersebut.
Menurutnya, bauran kebijakan bank sentral ke depan tidak hanya bertumpu pada satu instrumen kebijakan saja, namun mengkombinasikan berbagai kebijakan yang ada terkait stabilitas moneter.
“Seperti kebijakan suku bunga, kebijakan makroprudensial dan kebijakan stabilitas nilai tukar, serta menjelaskan strategi Indonesia dalam menghadapi tekanan inflasi yang berasal dari sisi supply maupun dari sisi demand dengan koordinasi kuat antara otoritas moneter dan fiskal,” kata Perry dalam keterangan tertulis yang dikutip Holopis.com, Kamis (12/11).
Dalam kesempatan yang sama, Perry juga menyoroti pentingnya upaya mengatasi kondisi global yang terfragmentasi dengan berbagai upaya, seperti membuka kesempatan investasi, hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam.
“Dan terus mendorong pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) dengan mengembangkan cross border payment (CBP) untuk meningkatkan keterhubungan UMKM dengan pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Sebagai langkah lanjutan, para Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan akan segera menyepakati Global Policy Agenda yang mengangkat tema membangun kesejahteraan dan ketahanan bersama (Building Shared Prosperity And Collective Resilience).
“Sebagai upaya untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan kesejahteraan, para pembuat kebijakan diharapkan fokus untuk mengembalikan inflasi sesuai target, menjaga stabilitas keuangan, membangun kembali penyangga fiskal, serta mendorong pertumbuhan jangka menengah yang berkelanjutan dan inklusif,” tandasnya.
Bencana banjir melanda ribuan pemukiman warga yang ada di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
MAKASSAR - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar tegaskan sudah menindak…
PDIP tidak bisa banyak berdalih perihal peran mereka yang disebut sebagai inisiator dalam pengesahan Undang-Undang…
Bencana banjir dan longsor melanda pemukiman warga yang adadi Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan sejak…
Keluarga Irfan dan Jennifer Bachdim menyambut bulan Desember dengan penuh ceria dan semangat natal yang…
Video mesum sepasang sejoli beredar dan tengah jadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat di Sulawesi Selatan.