HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memperingatkan potensi terjadinya kembali penggunaan agama oleh oknum tertentu demi kepentingan politik.

Menjelang Pemilu 2024, Yaqut tak memungkiri akan ada banyak oknum memanfaatkan agama untuk kepentingan politik.

“Sekarang yang banyak ini orang memanfaatkan agama sebagai alat untuk berpolitik dan ini tidak baik,” kata Yaqut dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (7/10).

Padahal seharusnya, berpolitik melalui agama bukan didasari oleh nilai keagamaan melainkan sesuai kepentingan. Dia mengingatkan untuk mengisi ruang politik dalam agama dengan cara yang dilakukan Kyai Hasyim Asy’ari dan Kyai Wahab Hasbullah.

“Berbeda dengan berpolitik melalui agama, ini berbeda sama sekali, ini berbeda sama sekali ya. Ini yang banyak ini yang sekarang yang banyak berpolitik melalui agama,” ujarnya.

“Jadi semua tujuan-tujuan politiknya tujuan-tujuan politiknya itu bukan dijiwai tapi didasari oleh nilai-nilai keagamaan,” sambungnya.

Kepentingan politik yang dibalut dengan agama pun diakui Yaqut memang menjadi sasaran yang sangat empuk bagi para oknum tersebut.

“Jadi dicarikan dasarnya yang pas kira-kira sesuai dengan kepentingannya, atau dalam bahasa yang paling ringkas agama diperalat menjadi alat politik,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Yaqut pun berharap masyarakat bisa semakin mawas diri atas potensi seperti itu.

“Bagaimana kita ini bisa mengisi ruang-ruang politik ini dengan nilai-nilai agama yang baik, yang benar, dan dalam posisi yang memberikan penghargaan terhadap yang lain,” pungkasnya.