HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono hingga saat ini bersikeras tidak mau melakukan tindakan tegas untuk melakukan pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philips Marks Merthens yang disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Yudo pun menegaskan, apabila dipaksakan untuk melakukan operasi militer hanya demi membebaskan seorang warga asing, hal tersebut pasti berdampak besar untuk negara Indonesia.
“Saya tidak mungkin menggunakan tenaga kekuatan militer hanya untuk itu, yang justru dampaknya akan lebih besar, lebih berat untuk Indonesia, untuk masyarakat khususnya di Papua apabila saya akan gunakan opsi militer,” kata Yudo dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (7/10).
Oleh karena itu, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut itu pun berdalih bahwa dirinya hanya akan menggunakan cara yang lain untuk upaya pembebasan Philips.
“Kita menggunakan cara-cara yang smart, yang tidak timbulkan (masalah) pada masyarakat,” klaimnya.
Upaya negosiasi lewat tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat pun saat ini masih dianggap sebagai solusi terbaik agar pilot berkebangsaan Selandia Baru itu bisa dibebaskan.
“Kita tetap upayakan dengan tokoh agama, tokoh masyarakat setempat agar bisa melaksanakan nego untuk itu,” pungkasnya.