HOLOPIS.COM, JAKARTA – Saat ini, masyarakat Indonesia terutama yang sudah beranjak dewasa alias generasi milenial sedang dihebohkan kata ‘inner child’. Kalimat yang sering digambarkan sebagai kenangan saat masih kanak-kanak di dalam diri setiap orang dewasa.
Seperti misalnya film karya Riri Riza, Petualangan Sherina 2 yang saat ini sedang booming. Film sekuel yang dibintangi Sherina Munaf dan Derby Romero ini digadang-gadang sebagai kelanjutan dari film yang membangkitkan kejayaan film Indonesia.
Para generasi milenial sebagai target marketnya pun langsung membahas istilah inner child, yang mereka rasa kembali terpanggil menonton film musikal tersebut.
Sebenarnya apa sih makna inner child? Apakah semua orang memilikinya
Pengertian Inner Child
Inner child merupakan gambaran sikap dan sifat kekanak-kanakan yang biasanya dimiliki banyak orang. Tentu saja, inner child orang itu berbeda-beda tegantung dengan pengalaman mereka saat masih anak-anak.
Ketika Sobat Holopis tumbuh dewasa, maka Sobat Holopis pasti mengalami perubahan dari segi fisik maupun mental. Namun inner child adalah sesuatu yang tidak ikut tumbuh dan tetap tersimpan dalam diri. Tiap ingatan, serta emosi yang dirasakan keika masih kecil itu, baik positif maupun negatif, tetap ada di diri Sobat Holopis hingga dewasa.
Karena itulah jika inner child terluka, ini akan memengaruhi Sobat Holopis dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang dewasa, baik dalam pengambilan keputusan, maupun hubungan dengan orang lain.
Apa Saja Hal-hal yang dapat melukai inner child?
- Kehilangan orang tua/orang terdekat
- Kekerasan fisik, emosional, seksual
- Penyakit serius
- Bully atau perundungan
- Perceraian orang tua/perpecahan keluarga
- Kekerasan dalam rumah tanggaDan lain-lain
- Karena itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengobati inner child yang terluka.
Seperti misalnya :
- Memahami apa yang terjadi pada anak-anak dalam diri
- Menyayangi si anak-anak dalam diri
- Mengingat kenangan bahagia