HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inflasi secara bulanan atau month to month (mtm) pada periode September 2023 adalah sebesar 0,19 persen.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau, dengan inflasi 0,35 persen, serta andil inflasi sebesar 0,09 persen.
Secara lebih rinci, komoditas penyumbang inflasi bulanan terbesar salah satunya yakni beras, dengan andil inflasi sebesar 0,18 persen.
Amalia mengatakan, inflasi beras pada periode September tahun ini memang terbilang cukup tinggi, yakni 5,61 persen secara bulanan. Angka ini merupakan yang tertinggi selama 5 tahun terakhir, atau sejak Februari 2018.
“Inflasi beras secara bulanan di bulan September 2023 merupakan yang tertinggi sejak Februari tahun 2018,” katanya dalam konferensi pers yang dikutip Holopis.com, Selasa (3/10).
Selain beras, komoditas penyumbang inflasi di posisi kedua yakni bensin, dengan andil inflasi sebesar 0,6 persen yang sejalan dengan penyesuaian BBM subsidi.
Selain itu, adapula tarif pulsa ponsel yang memberikan andil inflasi 0,1 persen, biaya kuliah, rokok kretek dan daging sapi yang juga memberikan andil masing-masing sebesar 0,1 persen.
Di sisi lain, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit, bawang putih memberikan andil deflasi. Tarif angkutan udara juga memberikan andil deflasi di bulan September 2023. Hal ini akibat low season pada bulan September.
Adapun, tingkat inflasi tahun kalender atau year to date (ytd) September 2023 sebesar 1,63 persen dan inflasi tahunan atau year on year (yoy) sebesar 2,28 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,44.