HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hari Anti-Kekerasan Internasional atau yang dalam bahasa Inggris disebut International Day of Non-Violence diperingati oleh seluruh negara di dunia setiap tanggal 2 Oktober, yang jatuh pada hari ini.
Dikutip Holopis.com dari laman resmi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (1/10), peringatan Hari Anti Kekerasan Internasional ini bertujuan untuk menyebarluaskan pesan non-kekerasan, termasuk melalui pendidikan dan kesadaran masyarakat.
Lantas bagaimana sejarah peringatan Hari Anti Kekerasan Internasional?
Prinsip Non Kekerasan
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai sejarah peringatan hari internasional ini, ada baiknya Sobat Holopis mengetahui terlebih dahulu prinsip non kekerasan.
Prinsip non kekerasan atau yang juga dikenal sebagai perlawanan tanpa kekerasan merupakan prinsip menolak penggunaan kekerasan fisik untuk mencapai perubahan sosial atau politik.
Sering digambarkan sebagai “politik rakyat biasa”, bentuk perjuangan sosial ini telah diadopsi oleh banyak orang di seluruh dunia dalam kampanye keadilan sosial.
Seorang profesor bernama Gene Sharp dalam publikasinya yang berjudul ‘The Politics of Nonviolent Action‘ mengatakan, bahwa perlawanan tanpa kekerasan merupakan suatu teknik yang digunakan oleh orang-orang yang menolak sikap pasif dan tunduk, dan yang memandang perjuangan sebagai hal yang penting, dapat melancarkan konflik mereka tanpa kekerasan.
“Aksi non-kekerasan bukanlah suatu upaya untuk menghindari atau mengabaikan konflik. Ini adalah salah satu respons terhadap masalah bagaimana untuk bertindak secara efektif dalam politik, terutama bagaimana menggunakan kekuasaan secara efektif.” kata Gene Sharp.
Meskipun non-kekerasan sering kali disamakan dengan pasifisme, sejak pertengahan abad ke-20 istilah non-kekerasan telah diadopsi oleh banyak gerakan perubahan sosial yang tidak berfokus pada perlawanan terhadap perang.
Salah satu prinsip utama teori non-kekerasan adalah bahwa kekuasaan penguasa bergantung pada persetujuan masyarakat, dan karena itu non-kekerasan berupaya melemahkan kekuasaan tersebut melalui penarikan persetujuan dan kerja sama masyarakat.
Setidaknya terdapat tiga kategori utama aksi non-kekerasan, yakni protes dan persuasi, termasuk demonstrasi dan aksi unjuk rasa. Kemudian tidak bekerjasama, dan intervensi tanpa kekerasan, seperti blokade dan pendudukan.
Sejarah Peringatan Hari Anti Kekerasan Internasional
Peringatan Hari Anti Kekerasan Internasional pada tanggal 2 Oktober, bertepatan dengan hari ulang tahun Mahatma Gandhi, seorang pemimpin gerakan kemerdekaan India yang sekaligus pelopor filosofi dan strategi non kekerasan.
Adapun penetapan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Anti Kekerasan Internasional tertuang dalam resolusi Majelis Umum A/RES/61/271, tertanggal 15 Juni 2007.
Resolusi tersebut diperkenalkan Manteri Luar Negeri India, Anand Sharma ke Majelis Umum PBB. Kala itu, ia mendapat dukungan dari 140 negara dan menganggap dukungan itu sebagai rasa hormat kepada Mahatma Gandhi dan relevansi abadi filosofinya terkait prinsip non kekerasan.
Saat memperkenalkan resolusi itu, Anand Sharma mengutip perkataan mendiang pemimpin India tersebut yang berbunyi, “Anti kekerasan adalah kekuatan terbesar yang dimiliki umat manusia. Ini lebih kuat dari senjata penghancur terdahsyat yang dirancang oleh kecerdikan manusia”.
Orang-orang pada umumnya berpikir bahwa setiap individu harus berupaya untuk meningkatkan kebahagiaan sebagian besar umat manusia, khususnya mereka yang berbicara tentang ‘kebaikan yang lebih besar bagi banyak orang’.
Namun kebahagiaan seringkali disamakan dengan kebahagiaan fisik dan kesejahteraan ekonomi. Gandhi meyakini, tindakan seperti itu melanggar hukum moralitas.