HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pelawak standup comedy, Arif Novianto alias Nopek Novian menceritakan kondisi emaknya yang bernama Tinah saat meninggal dunia. Bahkan ia selalu ada di saat-saat terakhir emak angkatnya itu harus menghembuskan nafas terakhirnya.

Namun yang unik dari kisah emak Tinah adalah soal sulitnya meninggal dunia. Bahkan kata Nopek, emaknya sempat koma selama 3 (tiga) hari sepanjang 8 (delapan) hari dirawat di Rumah Sakit.

“Emakku itu punya kesaktian, ilmu. Makku itu kalau (ada orang sakit) melepuh kena kompor, kena knalpot, itu di-buh-buh (disembur) ilang. Sakti emakku itu,” kata Nopek dalam podcast PWK yang dipandu Pras Teguh seperti dikutip Holopis.com, Senin (25/9).

Emak Tinah sebelum meninggal dunia memang terserang penyakit komplikasi. Nopek menyebut bahwa perempuan yang merawatnya sejak kecil itu mengidap penyakit diabetes, gagal jantung dan gagal ginjal.

Sepanjang dirawat, ia masih memiliki harapan agar emak Tinah bisa sembuh seperti sedia kala. Sehingga ia pun menyematinya dengan berbagai cara, salah satunya adalah menjanjikan emas batangan seberat 1 Kg.

“Make itu kan sakit 8 hari, 5 hari melek, 3 hari koma. 5 hari itu aku nawar-nawarin sesuatu, mak tak beliin emas 1 kg kalau sembuh. Saya nggak tahu emas 1 kg itu Rp1 Miliar, tak kira Rp1 juta, sesumbar aku,” celetuknya sambil tertawa.

Singkat cerita, sempat kondisi Mak Tinah menurun dan diprediksi kuat oleh tim dokter bahwa nyawanya sulit ditolong, sebab sepanjang proses perawatan, kondisinya semakin menurun.

Mak Tinah
Mak Tinah dan Yulia Lorena saat menyaksikan kedatangan mobil baru Nopek Novian.

Lalu, Nopek juga mengaku sempat mengupayakan agar emaknya bisa ditolong oleh kiai maupun dukun melalui pengobatan non medis. Namun yang paling ampuh saat ditangani dukun, yang mana ilmu di dalam tubuh Mak Tinah harus dirontokkan dengan cara minum air kepala muda alias degan.

Tak lama setelah diberikan air kelapa melalui bantuan selang, akhirnya Mak Tinah tutup usia pada hari Kamis (20/4) lalu di usia yang ke 65 tahun.

“Akhirnya itu dirontokin amalannya, itu disuruh minum air kelapa muda. Pakai selang, terus terakhir setengah hari minumnya pagi dimasukkan selang, sorenya Ashar emaknya meninggal. Sebelum meninggal itu kejet-kejet (kejang) gitu,” jelasnya.

Diakui Nopek, meninggalnya Mak Tinah adalah sumber keterpurukannya nyaris setengah tahun terakhir ini. Bahkan ia lebih memilih untuk stay di Madiun, Jawa Timur untuk menenangkan diri sembari menemani bapaknya.

“Make meninggal, habis itu saya wes di desa. Tapi kalau kerjaan yang sudah masuk saya datang dulu lalu kembali ke desa, kayak lihat Pake itu nggak tega,” terangnya.