HOLOPIS.COM, JAKARTA – Politisi Golkar, Rian Ernest Tanudjaja memberikan bocoran tentang seberapa besar biaya politik yang harus dikeluarkan oleh oleh seorang politisi untuk bertarung memperebutkan kursi DPR RI.
Berdasarkan pengalamannya sendiri saat maju menjadi caleg di DPRD DKI Jakarta nanti, untuk biaya atribusi dan door to door mempromosikan dirinya sendiri, setidaknya ia pernah menggelontorkan duit hingga Rp1,3 miliar.
“Gue nih misalnya nih, untuk besok Jakarta Timur DPRD aja, untuk canvasing dan atribut aja gue Rp1,3 M. Kalau politisi lain yang pakai uang sembako itu gue yakin Rp5-10 M,” kata Rian Ernest dalam sebuah talkshow yang dikutip Holopis.com, Minggu (17/9).
Pun sudah menggelontorkan uang mencapai Rp5-10 Miliar pun kata Riant Ernest, belum menjadi jaminan seseorang bisa lolos menjadi anggota dewan.
“Belum tentu (menang),” tegasnya.
Lantas bagiamana dengan sekelas Pileg DPR RI, mantan stafsus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)di Balaikota DKI Jakarta itu menerangkan, untuk bertarung di kelas DPR RI, setidaknya dia harus menyiapkan duit Rp3 miliar. Biaya bisa lebih besar lagi kalau tanpa bantuan DPP PSI saat itu, yakni 2019.
“Contoh nih DPR RI 5 tahun lalu, bersama PSI fundraising-nya kan dibantu PSI Pusat, feeling saya mungkin untuk kegiatan kita relawan dan cetak billboard segala macam, mungkin habisnya Rp3 miliar, untuk saya DPR, itu (untuk) saya 70 ribu suara,” terangnya.
Bahkan kata Rian, biaya yang telah dikeluarkan pada Pileg DPR RI 2019 masih belum seberapa. Sebab, ada pengalaman dari sesama caleg yang juga berada di Dapilnya, ada yang mencapai kurang lebih Rp30 miliar.
“Di dapil yang sama, saya dapat info A1 (valid –baca), caleg lain ada yang menang habisnya kan saya tadi Rp3 M ya, caleg itu menang habis Rp30 M,” ucapnya.
Ini adalah alasan mengapa Indonesia sampai dengan saat ini masih marak korupsi, karena besarnya biaya politiknya.
“Jadi itu yang menurut saya kenapa Indonesia ini korupsi banget yang terjadi di mana-mana,” ucapnya.