HOLOPIS.COM, BOGOR – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuoroti adanya ancaman pangan yang menghantui sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia. Hal itu disampaikan Jokowi dalam pidatonya di Sidang Terbuka Dies Natalis ke 60 Institute Pertanian Bogor (IPB), Jumat (15/9).
Menurutnya, ancaman krisis pangan tersebut semakin nyata karena pertumbuhan penduduk dunia yang terus bertambah. Selain itu, fenomena perubahan iklim seperti kemarau berkepanjangan yang berkepanjangan juga membuat produksi pangan semakin tergerus.
“Orang sudah mulai bingung karena ada super El Nino kenaikan suhu kenaikan air laut,” tutur Jokowi dalam pidatonya yang dikutip Holopis.com, Jumat (15/9).
Jokowi pun turut menyoroti langkah sejumlah negara penghasil pangan dunia, dimana sudah ada 19 negara yang saat ini membatasi ekspor pangan guna menyelamatkan rakyatnya masing-masing. Salah satunya India yang memutuskan untuk menyetop ekspor beras.
“Akibatnya harga beras naik di seluruh negara, kita mau memperbesar cadangan strategis beras mau impor barangnya sulit didapatkan,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, kondisi seperti ini harus bisa diterima. Namun harus pula diantisipasi dengan cermat. Dia pun mendorong agar permasalahan pangan ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia.
Dia berharap agar Indonesia ke depan tidak hanya berhasil selamat dari krisis pangan, tetapi juga berhasil memanfaatkan peluang dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan global.
“Ada kesulitan ada krisis tapi itu juga bisa menjadi peluang jadi kesempatan. Sehingga nanti justru meningkatkan kesejahteraan petani kita nelayan kita karena ada kesulitan tadi yang saya sampaikan,” tukas Jokowi.