Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengajak semua pihak untuk membangun kesadaran bahwa Pemilu 2024 menjadi momentum menumbuhkan partisipasi masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai rakyat Indonesia.

Oleh karenanya, Mahfud MD menyampaikan bahwa peran elit politik sangat dibutuhkan untuk membangun pemilu yang damai dan berkualitas, setidaknya di 2024 nanti.

Hal ini disampaikan Menko Mahfud saat menjadi pembicara kunci pada Forum Diskusi “Keberagaman Menjadi Kekuatan Wujudkan Pemilu Bermartabat” di Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/9) yang diselenggarakan Kedeputian Bidang Koordinasi Penegakan Hukum dan HAM Kemenko Polhukam, Rabu (13/9).

“Saatnya membangun kesadaran bersama, bahwa Pemilu 2024 menjadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi, masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam demokrasi karena hal itu adalah penting,” kata Mahfud MD seperti dikutip Holopis.com.

Kemudian, Mahfud meminta kepada publik untuk menyadari ketika adanya politik identitas. Karena mereka sengaja memanfaatkan terjadinya polarisasi dengan politik identitas untuk mencapai kekuasaan, sehingga cenderung hanya akan memperjuangkan kepentingan pribadi dan kelompoknya, bukan bangsanya.

“Politik identitas itu beda dengan identitas politik. Kalau identitas politik masing-masing kita punya Pak Hasto PDIP, Abu Bakar PKS, itu identitas politik. Tapi kalau politik identitas itu satu identitas yang digunakan berdasar ikatan primordial untuk memojokkan dan mendiskriminasi orang lain,” jelasnya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini pun berharap masyarakat mampu menilai calon terbaik yang sekiranya mau mendengar aspirasi rakyat, bukan hanya aspirasi kelompoknya saja. Oleh karena itu, dibutuhkan kedewasaan dan kematangan berpolitik agar proses demokrasi lima tahunan yang penuh dengan keberagaman berjalan secara demokratis dan bermartabat.

“Calon yang terbaik itu di mana pun di dunia ini tidak ada karena yang kita pilih manusia. Tetapi Pemilu ini adalah untuk memilih yang terbaik di antara orang-orang yang sama-sama punya kejelekan yang lebih sedikit. Kejelekannya yang dipilih berdasarkan ukuran-ukuran aspirasi kita,” tandasnya.

“Oleh karenanya, tokoh agama, tokoh masyarakat, para akademisi, dan para mahasiswa diharapkan dapat mengambil peran penting dalam penyelenggaraan Pemilu 2024, baik dengan menggunakan hak pilihnya, menggunakan keilmuannya, menggunakan ketokohannya, sehingga pemilu yang bermartabat dengan menghargai keberagaman dapat benar-benar terwujud di Indonesia,” sambungnya.