Jumat, 20 September 2024
Jumat, 20 September 2024

Panglima TNI Tak Mau Ada Prajurit Terlibat Konflik dengan Rakyat di Rempang

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono menyatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tim dari polisi militer (PM) untuk terjun langsung ke Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mencegah adanya prajurit TNI yang ikut terlibat dalam sengketa kepemilikan tanah di lokasi tersebut.

“Polisi Militer (POM) TNI kami turunkan, jangan sampai ada prajurit TNI yang terlibat, mungkin apa namanya provokator, atau mungkin punya lahan-lahan yang tidak sah di sana. Kami beri imbauan,” kata Laksamana Yudo menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (12/9) seperti dikutip Holopis.com.

Laksamana Yudo juga mengatakan, bahwa dia juga menerima laporan bahwa Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Marsekal Muda TNI Agung Handoko juga telah mengirimkan tim gabungan untuk Satuan Tugas POM TNI ke Pulau Rempang. Sementara itu, terkait situasi keamanan di Pulau Rempang, Panglima TNI menyampaikan posisi prajurit TNI tetap hanya membantu tugas polisi.

“Sudah dari awal kami sampaikan kepada pangdam maupun pangarmada, danlantamal, danrem di sana, TNI yang di sana (Pulau Rempang) sifatnya perbantuan kepada Polri,” terangnya.

Sejumlah kelompok masyarakat di Pulau Rempang bentrok dengan polisi pada Kamis (7/9) minggu lalu, karena warga menolak pengukuran lahan untuk pembangunan Rempang Eco-City dari Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Pulau Rempang, yang luasnya kurang lebih 17.000 hektare, direncanakan menjadi kawasan ekonomi terintegrasi yang menghubungkan sektor industri, jasa dan komersial, residensial/permukiman, agro-pariwisata, dan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).

Terkait bentrok itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta polisi menangani aksi massa di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau dengan penuh kemanusiaan.

“Ya kita tetap secara hukum minta aparat penegak hukum untuk menangani masalah kerumunan orang itu atau aksi unjuk rasa atau yang menghalang-halangi eksekusi hak atas hukum itu supaya ditangani dengan baik dan penuh kemanusiaan,” kata Mahfud MD menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Jakarta, Jumat (8/9) minggu lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Mahfud menjelaskan negara telah memberikan hak atas tanah di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau kepada perusahaan. Dia pun mengatakan bahwa surat keputusan (SK) terkait pemberian hak atas tanah itu dikeluarkan pada 2001 dan 2002.

“Masalah hukumnya juga supaya diingat, banyak orang yang tidak tahu, tanah itu, (Pulau) Rempang itu sudah diberikan haknya oleh negara kepada sebuah perusahaan, entitas perusahaan untuk digunakan dalam hak guna usaha. Itu Pulau Rempang. Itu tahun 2001, 2002,” kata Mahfud.

Baca selengkapnya di halaman kedua.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Bali International Air Show 2024 Sukses Pamerkan Kemajuan Penerbangan dan Kedirgantaraan RI

HOLOPIS.COM, JAKARTA - Pameran Kedirgantaraan Bali International Airshow (BIAS)...

Prabowo Subianto Ingatkan Komitmen Komcad Bela Negara

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto memberikan pesan penting kepada 1.145 personel yang baru ditetapkan sebagai Komcad Matra Darat TA. 2024.

Jenderal Maruli Komitmen Tingkatkan Perlindungan Terhadap Wanita dan Anak

KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) Jenderal Maruli Simanjuntak menyambut positif arahan Presiden Jokowi terkait TNI Polri terdepan dalam memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru