HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Johnny & Associates, Julie Fujishima membenarkan tidakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh pendiri agensi sekaligus pamannya, Johnny Kitagawa.
Johnny Kitagawa merupakan salah satu tokoh pop yang paling berpengaruh di Jepang yang meninggal pada tahun 2019 dalam usia 87 tahun. Ia mendapatkan tuduhan pelecehan seksual terhadap beberapa remaja selama beberapa dekade.
Meski begitu, Johnny tidak diadili karena para korbannya terlalu takut untuk angkat bicara mengenai masalah ini karena takut karir mereka akan hancur.
Pada hari Kamis (7/9) lalu, keponakannya, Julie Fujishima, selaku presiden dari agensi Johnny & Associates pun mengambil tanggung jawab atas masalah ini dan mengundurkan diri sebagai presiden agensi serta meminta maaf atas kegagalannya dalam mengambil tindakan disaat Johnny masih hidup, dan berjanji bahwa para korban akan menerima kompensasi.
“Baik agensi itu sendiri maupun saya sendiri sebagai pribadi mengakui bahwa pelecehan seksual yang dilakukan oleh Johnny Kitagawa memang terjadi,” ucap Julie dalam konferensi pers, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (8/9).
Julie pun mengucapkan permintaan maaf kepada para korban dari lubuk hatinya yang paling dalam, serta akan mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggung jawaban.
Ia akan mengundurkan diri sebagai presiden, namun akan tetap menjabat sebagai direktur perwakilan untuk mengawasi pembayaran kompensasi dan tidak akan terlibat dalam tindakan demi kesehatan dan kesejahteraan para penyintas.
“Ini akan memakan waktu lama untuk mendapatkan kembali kepercayaan yang telah hilang, tapi saya akan mengabdikan sisa hidup saya untuk menanganinya masalah ini,” ujar Noriyuki Higashiyama, seorang aktor dan penyanyi yang akan menggantikan posisi Julie dalam agensi Johnny & Associates.
Noriyuki pun mengatakan dia tidak pernah dianiaya oleh Johnny namun ia telah mendengar rumor bahwa Johnny telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki lain.