Advertisement
Categories: Polhukam

Mirah Sumirat Sebut Said Iqbal Cuma Gunakan Isu Buruh untuk Propaganda Politik

Advertisement

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Asosiasi Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia), Mirah Sumirat tak terima dengan sikap Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal yang pro terhadap Kongres VIII ASPEK Indonesia yang disebutnya abal-abal.

“Kehadiran Said Iqbal dalam Kongres ‘abal-abal’ yang ilegal, baik sebagai Presiden KSPI maupun sebagai Presiden Partai Buruh, telah melukai hati dan menimbulkan ketidakkepercayan anggota ASPEK Indonesia terhadap KSPI dan Partai Buruh,” kata Mirah dalam keterangan tertulisnya yang diterima Holopis.com, Kamis (7/9).

Apalagi kata Mirah, surat resmi dirinya yang ditujukan kepada pimpinan di KSPI malah diabaikan, yakni soal pemberitahuan adanya Kongres VIII ASPEK Indonesia yang inkonstitusional pimpinan Abdul Gofur.

Kemudian, Mirah Sumirat juga menegaskan bahwa dalam surat tersebut, Dewan Pimpinan Pusat ASPEK Indonesia meminta kepada Dewan Eksekutif Nasional dan Majelis Nasional KSPI beserta seluruh Federasi Serikat Pekerja Afiliasi KSPI, untuk mendukung terjaganya persatuan dan kesatuan organisasi ASPEK Indonesia serta tidak menanggapi dan tidak menghadiri kegiatan apa pun yang diadakan oleh pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab, yang mengatasnamakan ASPEK Indonesia. Termasuk dalam kaitan ini untuk tidak menanggapi dan tidak menghadiri undangan Kongres VIII ASPEK Indonesia yang ilegal.

“Namun ternyata, surat resmi ASPEK Indonesia justru diabaikan,” ungkap Mirah Sumirat.

Selain suratnya diabaikan, Mirah pun kecewa mengapa sejumlah pimpinan KSPI termasuk Said Iqbal selaku Presiden KSPI, malah hadir dalam Kongres tersebut. Terlebih, Iqbal juga mengenakan atribut Partai Buruh yang artinya mewakili Exco Partai Buruh dalam menghadiri kegiatan itu.

Oleh sebab itu, Mirah menuding bahwa selama ini Said Iqbal sebenarnya tidak benar-benar memperjuangkan hak kaum buruh. Akan tetapi menggunakan isu perburuhan untuk kepentingan politik pribadinya.

“Semua jargon perjuangan kelas pekerja yang diteriakkan Said Iqbal menjadi hanya sebagai sebuah propaganda politiknya saja,” pungkasnya.

Share
Published by
Muhammad Ibnu Idris

Recent Posts

5 Tradisi Natal yang Berbeda di Setiap Negara

Setiap negara biasanya memiliki budaya masing-masing yang meriah dalam merayakan Hari Raya Natal, salah satunya…

3 jam ago

4 Tips Touch Up Setelah Keringetan karena Rayakan Natal Seharian

Meskipun riasan terlihat cantik di pagi hari, bukan tidak mungkin riasan kembali kusam dan luntur…

3 jam ago

Review Film : Home Alone, Film Natal yang Timeless

Siapa sih yang berlum pernah nonton Home Alone? Hampir semua generasi milenial, pasti pernah menonton…

3 jam ago

VIRAL : Demi Nonton di TV Baru, Mobil Ini Ngebut Sampai Bikin…

Saat membeli barang baru, tidak bisa dipungkiri kita memang menjadi senang dan ingin cepat-cepat pulang…

4 jam ago

Review Film : Home Alone 2 Lost in New York

Home Alone 2: Lost in New York, dirilis pada tahun 1992, melanjutkan petualangan Kevin McCallister…

4 jam ago

Keluarga Nadine Chandrawinata Hiasi Pohon Natal yang Ditanam dari Kecil

Ada yang berbeda pada perayaan natal keluarga Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara. Pada natal 2024…

4 jam ago