Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menanggapi pemberitaan yang ditulis oleh Mirah Sumirat dan Sabda Pranawa Djati tentang tuduhan kongres Aspek Indonesia ke VIII yang diselenggarakan pada Sabtu, 2 September 2023 di Grand Cemara Hotel adalah sebuah pembegalan dan abal-abal, Abdul Gofur menilai bahwa statemen itu sangatlah tendensius dan framing buruk terhadap organisasi ASPEK Indonesia.

Menurut Gofur yang juga Ketua Serikat Pekerja LKBN Antara tersebut menegaskan, bahwa tuduhan pembegalan dan Kongres abal-abal tersebut tidak berdasar dan sebuah kepanikan yang luar biasa dari mereka-mereka yang ingin mempertahankan jabatan dengan cara inkonstitusional, dan mengangkangi AD/ART organisasi sebagai arah jalan dan tata kelola organisasi yang sah secara hukum.

“Pembegalan itu kalau Kepengurusan yang sah sedang berjalan lalu diambil itu namanya pembegalan, tetapi jika kepengurusan sudah kosong karena habis masa periodesasinya, kongres adalah sebuah keharusan atas perintah AD/ART,” Kata Gofur kepada Holopis.com, Kamis (7/9).

Ditegaskan Gofur, bahwa Kongres adalah sebuah amanat AD/ART ASPEK Indonesia yang menjadikan sebuah forum tertinggi bagi organisasi buruh tersebut untuk menentukan arah periodesasi kepengurusan.

“Kongres adalah sebuah kedaulatan tertinggi organisasi yang harus dijalankan empat tahun sekali, dan tidak bisa dibatalkan dengan keputusan rapat apa pun termasuk Rapat Kerja Nasional yang fungsinya untuk me-review kinerja satu tahun sebelumnya dan membahas program kerja satu tahun ke depan,” terangnya.

Sehingga terkait dengan tudingan Mirah Sumirat dan Sabda Pranawa Djati yang menyebut bahwa Kongres VIII ASPEK Indonesia sebagai kegiatan yang abal-abal dan inkonstitusional, Gofur tak mau ambil pusing.

“Mereka teriak-teriak kongres Aspek ke VIII abal-abal tak kami hiraukan, yang terpenting kami jalankan organisasi dengan panduan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Organisasi, tidak mengkhianati konstitusi organisasi yang telah dibuat dan disepakati bersama,” tegas Gofur.

Bagi dirinya, sikap Mirah dan Sabda adalah bentuk kepanikan semata. Apalagi saat ini ASPEK Indonesia berdasarkan hasil Kongres VIII APSEK Indonesia, dirinya didapuk sebagai Presiden.

“Kepanikan mereka sudah luar biasa, hingga menyebarkan fitnah dan berita bohong bahwa kongres Aspek Indonesia yang kami gelar ada campur tangan dari Bang Said Iqbal,” tandasnya.

Bela Said Iqbal

Lebih lanjut, Abdul Gofur juga menyayangkan tudingan serampangan yang dilakukan oleh Mirah dan Sabda. Bekas koleganya di serikat buruh tersebut dianggap Gofur sudah sangat keterlaluan karena memframing buruk dan memfitnah Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh tersebut.

“Tuduhan mereka kepada Bang Said Iqbal tidaklah benar dan salah alamat dan cenderung fitnah,” tegasnya.

Bagi Gofur, kehadiran Said Iqbal dan pimpinan KSPI lainnya di acara Kongres VIII ASPEK Indonesia adalah sebagai implementasi dan penghormatan mereka kepada AD/ART yang dimiliki oleh organisasi federasi.

“Said Iqbal selaku Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, dan juga Governing Body ILO Pusat tidak ada urusan soal pecah belah, dalam urusan kongres Aspek Indonesia. Beliau tidak mau ikut cawe-cawe, beliau hanya menghargai undangan dari kami untuk datang, bahkan dalam sambutannya beliau sampaikan bahwa siapa pun yang undang beliau pasti hadir jika tidak sedang berhalangan, karena semua teman,” tandasnya.