HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, bahwa pemerintah berencana untuk memberikan listrik murah bagi manufaktur yang bersedia menutup pembangkit energi privatnya.
Rencana tersebut merupakan bagian dari strategi penurunan polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya, yang dalam beberapa waktu terakhir terbilang cukup tinggi.
Luhut menilai, pasokan energi dari PT PLN (Persero) yang kini dalam posisi surplus dapat menggantikan seluruh pembangkit energi privat yang digunakan oleh pabrikan di Jakarta.
“Tentu kami kasih insentif ke pemilik pembangkit energi privat untuk menggunakan energi dari PLN, ini lagi dibicarakan. Mungkin PLN dapat penugasan, daripada PLN rugi energinya enggak dipakai,” kata Luhut dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (3/9).
Luhut melanjutkan, manufaktur yang memiliki pembangkit energi privat dapat membeli listrik murah dari PLN. Namun terkait tarifnya, diakuinya masih daiam tahap perhitungan oleh PLN dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Selain itu, pemerintah juga berencana untuk membangun pembuat kabut di DKI Jakarta. Singkatnya, pembuat kabut adalah mesin yang dipasang di atas gedung pencakar langit untuk membuat uap air.
Namun, Luhut mengamini bahwa pemasangan pembuat kabut tersebut tidak bisa dilakukan dengan cepat. Mengingat pemenuhan minimum aturan konten lokal di dalam negeri atau sebesar 40 persen.
Dalam penanganan polusi, Luhut juga berencana mengubah sampah di Jakarta yang jumlahnya mencapai 8.000 ton per hari, menjadi refused-derived fuel (RDF). RDF sendiri merupakan pelet yang dapat dijadikan sumber energi bagi sektor manufaktur pengganti batu bara.
Luhut berencana menjual hasil pelet RDF tersebut kepada sektor manufaktur sebagai bahan baku sumber pembakaran. “Sehingga penggunaan batu bara sektor manufaktur bisa berkurang sampai 30 persen sambil menunggu pemensiunan dini PLTU Batu Bara,” jelasnya.
Meskipun sudah ada sejumlah agenda untuk penurunan polusi, namun Luhut mengaku penurunan polusi di Jakarta tidak dapat rampung dalam waktu hitungan hari, atau bahkan bulan. Dia mengatakan, polusi di Jakarta dapat terselesaikan paling cepat setahun ke depan.
Sebab, lanjutnya, tingkat polusi dalam waktu dekat belum akan turun secara signifikan lantaran minimnya kemungkinan hujan dalam beberapa hari ke depan serta potensi hujan melalui pembuatan hujan buatan sulit dilakukan karena tidak adanya awan hujan di Jakarta.
“Bulan ini cuman ada besok kemungkinan hujannya, itu pun tipis. Kemudian 8-9 September 2023, setelah itu enggak ada sama sekali,” pungkas Luhut.
Para penonton film Indonesia menyambut positif, hadirnya film-film nasional yang tayang di bisokop maupun aplikasi…
Setelah mengumumkan 20 nama pelatih teknik pada hari Jumat (20/12) siang WIB, Pengurus Pusat Persatuan…
Artis Indonesia Kimberly Ryder curhat bahwa ia dilarang oleh mantan suaminya, Edward Akbar, untuk menggunakan…
Harga emas batangan bersertifikat yang dijual di PT Pegadaian (Persero) bergerak bervariatif pada perdagangan hari…
Puncak arus mudik perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 diprediksi akan terjadi pada hari…
Harga emas batangan bersertifikat keluaran PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terpantau mengalami kenaikan yang signifikan…