HOLOPIS.COM, JAKARTA – Fumio Kishida, Perdana Menteri (PM) Jepang dan tiga menteri kabinet lainnya terlihat tengah menyantap ikan yang ditangkap di lepas pantai Fukushima dalam sebuah pertemuan untuk meyakinkan masyarakat lokal dan internasional bahwa pembuangan air limbah nuklir olahan ke laut aman dan tidak mempengaruhi ikan dan makanan laut lainnya.
Pertemuan makan siang tersebut tampaknya bertujuan untuk menghilangkan kekhawatiran masyarakat mengenai kemungkinan dampak negatif dari air limbah yang dibuang terhadap kesehatan manusia dan memperbaiki kerusakan reputasi produk perikanan dari daerah sekitar prefektur timur laut Jepang.
Setelah pertemuan di kantor perdana menteri, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri, Yasutoshi Nishimura yang bertanggung jawab atas kebijakan nuklir mengatakan bahwa Kishida memakan sashimi yang terdiri dari ikan sebelah, bass, dan gurita, bersama dengan nasi yang dipanen di Fukushima.
“Kita perlu memberi tahu masyarakat baik di dalam maupun luar negeri tentang keamanan makanan laut yang ditangkap di laut dekat kompleks nuklir Fukushima”, ucap Nishimura kepada wartawan setelah pertemuan tersebut, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (1/9).
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, Jepang mulai membuang air limbah radioaktif yang telah diolah ke Samudra Pasifik pada Kamus (24/8) lalu yang mendapat kecaman dari beberapa negara tentangga, salah satunya China yang memberlakukan larangan impor produk makanan laut dari 10 prefektur di Jepang, salah satunya Fukushima dan Tokyo setelah pembuangan tersebut dimulai.
Mengenai pendapatan nelayan lokal yang terkena dampak akibat pelarangan impor China tersebut, Kishida mengatakan pemerintah Jepang akan mengumumkan paket rencana penyelamatan bagi nelayan lokal pada akhir minggu ini.
Pemerintah telah menyiapkan dua dana terpisah, satu sebesar 30 miliar yen (Rp3,8 triliun) dan yang lainnya sebesar 50 miliar yen (Rp5,2 triliun) untuk mengatasi rumor yang merugikan dan membantu nelayan lokal dalam mempertahankan bisnis mereka.