Secara pengukuran, CSV diharapkan lebih terukur dari sisi sosial dan ekonomi, bukan hanya sebagai serapan anggaran (spending) saja sebagaimana CSR tradisional. Meninjau dari sisi benefit bisnis, CSV diharapkan menciptakan peluang bisnis dari segala isu yang muncul, sehingga dapat berkontribusi terhadap Sustainable Deveopment Goals (SDGs) dan ada perubahan yang berkelanjutan.

Dengan adanya optimasi di dalam pengelolaan implementasi CSV ini, harapannya perusahaan tersebut dapat memainkan peran ganda menciptakan nilai ekonomi (economic value) dan nilai social (social value) secara bersama-sama sehingga perusahaan dapat memperkuat added value yang dimiliki yakni sebagai salah satu entitas yang dapat mensinergikan impact terhadap pertumbuhan bisnis yang linear dengan pengelolaan isu sosial dan lingkungan yang ada sehingga dapat berperan aktif dan lebih inovatif terhadap tantangan globalisasi, lingkungan, dan perubahan sosial dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Di sela-sela acara, Setyo Budiantoro selaku Sekretariat SDGs Kementerian PPN/Bappenas menuturkan, “terdapat hubungan antara CSV dengan SDGs, yakni menggabungkan kepentingan (sosial dan lingkungan) masyarakat dengan perusahaan, mengatasi masalah sosial dan lingkungan serta CSV dapat mendorong inovasi dalam bisnis dengan membuat perusahaan lebih mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan saat membuat keputusan”.

“Implementasi CSV bagi perusahaan dapat meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan, Memecahkan masalah sosial melalui inovasi teknologi meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan, Meningkatkan citra bisnis melalui keterlibatan dalam isu-isu sosial dapat meningkatkan profitabilitas jangka panjang. Sementara bagi masyarakat yakni membuka peluang ekonomi, peningkatan kualitas kehidupan dan lingkungan yang lebih baik”, pungkas Budi.