HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kebakaran hutan di Yunani yang terjadi sejak Senin (21/8) sejauh ini telah memakan sebanyak 20 korban jiwa. Pemadam kebakaran dikabarkan sedang berusaha memadamkan 99 titik kebakaran yang terpisah dengan menghadapi angin yang kencang dan suhu yang tinggi hingga 41 drajat celcius.
Sebanyak delapan belas orang dari korban jiwa, diyakini merupakan migran yang melintasi perbatasan terdekat dengan Turki. Mayat mereka ditemukan oleh petugas pemadam kebakaran di dekat sebuah gubuk di kawasan hutan yang terbakar di timur laut Yunani.
Para pejabat Uni Eropa menyalahkan perubahan iklim sebagai penyebab meningkatnya frekuensi dan intensitas kebakaran hutan di Eropa, dan mencatat bahwa tahun 2022 adalah tahun terburuk kedua dalam hal kerusakan akibat kebakaran hutan setelah tahun 2017.
“Kita harus segera mengambil inisiatif yang efektif untuk memastikan kenyataan suram ini tidak menjadi keadaan normal yang baru,” ujar Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (25/8).
Kebakaran yang tak hanya menewaskan 20 orang, dan membuat 60 petugas pemadam kebakaran terluka ini juga telah merusak satwa liar dan ekosistemnya.
“Keberadaan [hewan] terancam karena sarang mereka dihancurkan dan hampir tidak memungkinkan untuk menemukan makanan di hutan yang terbakar,” ucap Palang Merah Hellenic.
Sebab kekuatan pemadam kebakaran mereka yang mencapai batasnya, Yunani kini telah meminta bantuan negara-negara Eropa lainnya untuk memadamkan kobaran api.
Lima pesawat penerjun air dan sebuah helikopter didatangkan dari Kroasia, Jerman dan Swedia, serta 58 petugas pemadam kebakaran dan sembilan tangki air dari Republik Ceko, juga terdapat 56 petugas pemadam kebakaran dari Rumania dan dua pesawat dari Siprus.