HOLOPIS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini pemerintah “negeri gajah putih” Thailand, telah berencana untuk meminta pengadilan menutup Facebook. Hal ini karena tindak kejahatan scam atau penipuan lewat aplikasi populer tersebut telah mempengaruhi lebih dari 200.000 warganya.
Chaiwut Thanakamanusorn selaku Menteri Digital Thailand mengatakan, bahwa mereka meminta pengadilan menutup Facebook dan jangan memberi izin bagi layanan di Thailand, jika pihak perusahaan raksasa Meta tetap membiarkan laman-laman palsu menipu banyak orang.
Berdasarkan banyaknya informasi beredar yang diperoleh Holopis.com, Selasa (22/8), rupanya Kementerian Ekonomi dan Masyarakat Digital Thailand telah mengatakan bahwa pihaknya telah berulang kali meminta agar iklan-iklan yang diidentifikasi sebagai penipuan segera dihapus oleh Facebook.
Sayangnya hal ini tetap tidak digubris oleh pihak Facebook, sehingga pemerintah Thailand akan mengambil tindakan tegas dengan meminta pengadilan ikut campur.
Selain itu juru bicara kementerian, Wetang Phuangsup juga menyebutkan bahwa kini para pejabat tengah mengumpulkan berbagai bukti kesalahan yang dilakukan Facebook untuk diajukan ke pengadilan.
Perlu diketahui, pihak kementerian juga mengatakan bahwa penipuan yang dilakukan oleh Facebook termasuk membujuk pengguna untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan palsu, memalsukan badan-badan pemerintah seperti Securities dan Exchange Commission. Serta memperdagangkan mata uang digital.
Saat membeli barang baru, tidak bisa dipungkiri kita memang menjadi senang dan ingin cepat-cepat pulang…
Home Alone 2: Lost in New York, dirilis pada tahun 1992, melanjutkan petualangan Kevin McCallister…
Ada yang berbeda pada perayaan natal keluarga Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara. Pada natal 2024…
Tim Pencak Silat Indonesia berhasil keluar sebagai juara umum di World Pencak Silat Championship ke-20…
Momen Natal seharusnya menjadi hari di mana setiap orang berbuat kebaikan serta berbagi rezeki kepada…
NBA Spesial Natal 2024 (NBA Christmas Day) akan berlangsung dalam beberapa jam ke depan mulai…