Advertisement
Categories: Polhukam

Rizal Ramli Nilai KPK Ketakutan Saat Ditanya Kelanjutan Kasus Kaesang-Gibran

Advertisement

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ekonom Indonesia, Rizal Ramli mengaku sangat kecewa dengan sikap para pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang enggan menemuinya saat bertandang ke gedung lembaga antirasuah itu bersama dengan Amien Rais.

“Kami berharap pimpinan KPK bisa menerima kami. Tapi, mereka ketakutan. Ketemu saja, gak punya nyali. Alasannya, dua orang. Alasannya lagi sibuk. Humas saja lagi sibuk. Bayangin saja, humasnya sibuk apa,” kata Rizal Ramli dalam keterangannya, Senin (21/8) yang dikutip Holopis.com.

Alasan mengapa rombongan Rizal Ramli dan Amien Rais mendatangi KPK, karena ingin mempertanyakan bagaimana dengan kelanjutan laporan Ubedilah Badrun terkait dugaan adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang menyeret dua putra Presiden Joko Widodo, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

“Setahun yang lalu Ubed (red: Ubedillah Badrun) mengajukan kasus dugaan KKN dari Gibran dan Kaesang, keluarga Jokowi. Bisa-bisanya mereka tidak mengenali Letjen Suharto, tokoh pro reformasi, yang kalau tidak ada para tokoh pro reformasi ini, tidak akan ada KPK. Bisa-bisanya mereka tidak mengenali Danjen Kopasus. Mereka berlindung di bawah tipuan birokrasi yang bodoh,” ketusnya.

Ia menyatakan, akhirnya sosok asli KPK bisa terlihat dari kejadian tersebut, dimana lembaga yang dipimpin oleh Firli Bahuri tersebut hanya may menangani kasus korupsi yang berskala kecil.

“Tapi berkaitan dengan yang kuasa, dengan yang sudah merusak Undang-Undang Dasar, mereka ketemu saja tak punya nyali. Karena kalau ketemu, mereka tidak akan bisa debat dengan Rizal, Ubed, Syafril, dan semua tokoh yang hadir hari ini,” tandasnya.

Sebelumnya, Ubedilah Badrun telah melaporkan dugaan adanya praktik KKN yang melibatkan Gibran dan Kaesang pada hari Senin, 10 Januari 2022 lalu. Dia menjelaskan bahwa laporan itu dibuat karena menemukan data bahwa anak Presiden membuat perusahaan bersama dengan anak salah satu petinggi PT SM. Kemudian pada tahun 2019, ada suntikan dana penyertaan modal oleh salah satu perusahaan ventura.

“Setelah itu, anak Presiden membeli saham di sebuah perusahaan dengan angka yang juga cukup fantastis, Rp92 miliar. Dan itu bagi kami tanda tanya besar,” kata Ubed di Jakarta, 26 Januari 2022.

Sebab menurut dia, tidak mungkin sebuah perusahaan anak Presiden mendapatkan suntikan dana penyertaan modal dari perusahaan ventura. Sehingga kejanggalan ini ditelusuri dan akhirnya merasa perlu untuk dilaporkan ke KPK agar bisa ditindaklanjuti.

Share
Published by
Tri Wibowo Santoso

Recent Posts

Update Klasemen Liga Inggris Usai Hari ke-1 Boxing Day : Liverpool Maju Sendirian!

Liverpool nampaknya semakin nyaman di posisi puncak klasemen Liga Inggris, dimana tiga poin tambahan didapat…

6 menit ago

Teddy Sarankan Hasto Lawan KPK dengan Argumen Ketimbang Buat Tudingan Sana Sini

JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Garda Republik Indonesia (Garuda) Teddy Gusnaidi menilai bahwa…

21 menit ago

Begini Cara Pakai QRIS Tap NFC yang Berlaku Awal 2025

Bank Indonesia (BI) akan menjalankan layanan inovasi sistem pembayaran QRIS Tap NFC pada awal tahun…

36 menit ago

Rekap Hasil Boxing Day Liga Inggris Tadi Malam : Natal Kelam Para Raksasa!

Hari pertama Boxing Day Liga Inggris musim 2024/2025 telah tuntas seluruhnya, dimana sejumlah tim top…

51 menit ago

Usai Libur Natal, IHSG Berpotensi Tergelincir ke Zona Merah

Bursa saham Indonesia kembali dibuka pada hari ini, Jumat (27/12), setelah dua hari libur nasional…

1 jam ago

Francesco Bagnaia Punya Visi yang Lebih Unggul dari Pembalap MotoGP Lainnya

Bos Ducati Gigi Dall'Igna yakin, Francesco Bagnaia jadi tolak ukur para pembalap MotoGP biarpun ia…

1 jam ago