HOLOPIS.COM, MADIUN – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Madiun, Jawa Timur bersama pihak lainnya menggelar berbagai macam kegiatan lomba dalam rangka perayaan Kemerdekaan Ke-78 RI.
Kegiatan diikuti seluruh unsur pegawai negeri yang bekerja di lingkungan kantor tersebut. Sedangkan kantor yang terlibat memeriahkannya antara lain Dinas PUPR, Dinas Perkim, Bakesbangpol dan Bapelitbangda.
“Iya, kami mengadakan acara memang setelah tanggal kemerdekaan. Namun tetap di bulan Agustus. Sehingga, momentum hari kemerdekaan tetap jelas terasa nyata,” kata Sekdin PUPR, Utomo Sapto Nugroho dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (18/8).
Dijelaskan Utomo, pihaknya tidak menggelar jenis perlombaan yang aneh-aneh dan membahayakan keselamatan pesertanya. Sifat perlombaan ini pun hanya memeriahkan dan untuk mengisi hasil patriotisme para pahlawan, berupa kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.
Meski begitu, lanjut Utomo, lomba yang diikuti puluhan peserta dari berbagai kantor induknya itu menjadi ajang melepas penat dan menghibur seluruh pegawai setempat.
Terlebih, ketika ditampilkan lomba berjalan sambil ‘nyunggi’ tampah (penampi/nyiru) yang dilakukan peserta putra. Masing-masing peserta berusaha berjalan lebih dulu menuju finish, dalam kondisi kedua lengan dan kakinya mengapit balon.
Aksi itu mengundang penonton terpingkal-pingkal, lantaran tiap peserta berjalan mirip badut berjogetan tengah berkomedi. Tampak sorak bercampur teriakan penonton pun menggemuruh diantara riuhnya irama mars kemerdekaan.
“Lomba yang digelar umumnya memang unik menarik. Bukan sekedar lucunya yang menonjol, namun setiap peserta dituntut berkonsentrasi penuh. Agar tampah tidak jatuh dan balon yang diapit tidak lepas atau meletus,” jelas Utomo.
Ada beberapa jenis perlombaan yang digelar pada perhelatan bernuansa dominan merah putih itu. Lomba dalam kelas beregu dan perorangan itu diklasifikasikan bagi peserta putra dan putri.
Jenis lomba itu diantaranya, tarik tambang, nyunggi tampah apit balon, tiup balon dalam gelas, memindahkan kardus, menggiring bola dan mengempit balon.
Kegiatan itu berlangsung hanya sehari, dan selesai hingga sebelum tiba Sholat Jumat. “Hadiah bagi pemenang tidak mewah. Tapi diharap menumbuhkan tali asih. Umumnya berupa sembako dan perkakas dapur,” pungkas Utomo.