HOLOPIS.COM, SUMBAR – Bencana banjir kembali melanda Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat setelah sebelumnya sempat mengalami surut.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, akibat bencana susulan itu menyebabkan setidaknya ratusan warga harus mengungsi.
“Sekitar 100 KK di wilayahnya mengungsi ke tempat aman. Personel BPBD turut membantu warga untuk melakukan evakuasi dari tempat tinggalnya. Beberapa warga berada di beberapa pos pengungsian,” kata Abdul dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (16/8).
Abdul juga mengungkapkan, titik pengungsian para korban banjir hingga saat ini belum terpusat.
“Pengungsian masih tersebar, ada yang di rumah kerabat atau saudara serta gedung serbaguna,” imbuhnya.
Abdul menjelaskan, air kembali naik pada Selasa malam (15/8) sehingga pemukiman warga terendam. Sedangkan di Nagari Air Hitam, air cenderung surut dan beberapa titik masih ada genangan.
Upaya darurat yang telah dilakukan yaitu evakuasi warga dan pendistribusian bantuan kepada warga terdampak. Bersama dengan Camat Silaut dan forum pimpinan di tingkat kecamatan, BPBD Kabupaten Pesisir Selatan memberikan bantuan makanan, selimut dan matras. Di samping itu, petugas BPBD masih terus melakukan pendataan warga yang mengungsi ke tempat aman.
Tim kaji cepat BPBD mengidentifikasi kebutuhan mendesak untuk warga terdampak, antara lain makanan siap saji, air bersih dan dukungan pelayanan kesehatan.
Wilayah desa atau nagari terdampak yaitu Nagari Sanbungo, Air Hitam, Sungai Seri, Sungai Pulai, Silaut, Lubuk Bunta, Pasir Binjai, Sungai Sirah, Durian Seribu dan Talang Binja. Wilayah terdampak banjir yang tinggi muka air sempat mencapai 175 cm ini berada sekitar 170 km dari kota utama, Painan.
“Tercatat 713 KK atau 2.432 jiwa yang tersebar di desa ini terdampak banjir,” pungkasnya.