HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung impian Indonesia Emas 2045. Dia menyebut Indonesia punya peluang besar untuk meraih impian dengan adanya bonus demografi dan kepercayaan internasional atau internasional trust.
Dia lantas menyebut, pemerintah telah memiliki strategi untuk memanfaatkan peluang tersebut demi meraih impian tersebut. Bahkan strategi tersebut, katanya, telah dirumuskan oleh pemerintah.
Hal itu sebagaimana disampaikan Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (16/8).
“Tidak hanya peluang saja, tapi strategi meraihnya sudah ada, sudah dirumuskan. Tinggal apakah kita mau memfokuskan energi kita untuk bergerak maju, atau justru membuang energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif, yang memecah belah, bahkan yang membuat kita melangkah mundur,” ujarnya seperti dikutip Holopis.com.
Adapun strategi pertama yang dilakukan pemerintah adalah mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia. Jokowi menyebut, pemerintah pada tahun 2022 telah berhasil menurunkan angka stunting dari yang sebelumnya 37 persen di tahun 2014, menjadi hanya 21,6 persen.
Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pemberdayaan Gender juga berhasil naik, masing-masing menjadi 72,9 dan 76,5.
Pemerintah, kata Jokowi, telah menyiapkan anggaran perlindungan sosial dengan besaran yang terbilang fantastis, yakni sebesar Rp3.212 triliun. Angka tersebut merupakan anggaran perlinsos yang telah dikeluarkan pemerintah sejak tahun 2015 sampai dengan 2023.
Adapun anggaran tersebut digunakan untuk pembiayaan Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar (KIP), KIP Kuliah, Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, serta perlindungan kepada lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok-kelompok rentan lainnya, serta reskilling dan upskilling tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja dan Program Kartu Prakerja.
Adapun strategi kedua yakni pemerintah terus menggencarkan kebijakan hilirisasi industri yang tidak hanya dapat meningkatkan penciptaan lapangan kerja yang menghasilkan produktivitas nasional, tetapi juga memberikan nilai tambah yang sebesar-besarnya.
“Di sinilah peran sektor ekonomi hijau dan hilirisasi sebagai window of opportunity kita untuk meraih kemajuan, karena Indonesia sangat kaya sumber daya alam, termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan,” ujarnya.
Bukan sembarang hilirisasi, Jokowi menekankan hilirisasi yang dilakukan Indonesia adalah dengan melakukan transfer teknologi, manfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisasi dampak lingkungan.
Hilirisasi tersebut juga harus mengoptimalkan kandungan lokal, bermitra dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), petani, dan nelayan, sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil.
Ke depan, hilirisasi Indonesia tidak hanya dilakukan pada komoditas mineral saja, tetapi juga pada komoditas non mineral seperti sawit, rumput laut, kelapa, dan komoditas potensial lainnya.
“Ini memang pahit bagi para pengekspor bahan mentah. Ini juga mungkin pahit bagi pendapatan negara dalam jangka pendek. Tapi jika ekosistem besarnya sudah terbentuk, jika pabrik pengolahannya sudah beroperasi, saya pastikan ini akan berbuah manis pada akhirnya, terutama bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” kata Presiden.
Tiga Fondasi Raih Indonesia Emas 2045.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga mengungkapkan tiga fondasi yang diperlukan untuk mewujudkan visi Indonesia Maju di tahun 2045. Pertama yakni pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang pada akhirnya menaikkan daya saing Indonesia.
“Berdasarkan laporan Institute for Management Development (IMD), daya saing kita pada 2022 naik dari ranking 44 menjadi 34. Ini merupakan kenaikan tertinggi di dunia,” ujar Jokowi.
Kedua, pembangunan dari desa, pinggiran, dan daerah terluar yang pada akhirnya memeratakan ekonomi Indonesia. Untuk pembangunan ini, kata Presiden, pemerintah telah menggelontorkan Dana Desa hingga mencapai Rp539 triliun dari tahun 2015 hingga 2023.
Ketiga, reformasi struktural yang konsisten, terutama sinkronisasi dan penyederhanaan regulasi, kemudahan perizinan, kepastian hukum, dan pencegahan korupsi.
Jokowi pun menekankan, bahwa upaya meraih Indonesia Emas 2045 merupakan sebuah upaya yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
“Ini bukan tentang siapa yang jadi presidennya. Bukan, bukan itu, bukan itu. Tapi, apakah sanggup atau tidak untuk bekerja sesuai dengan apa yang sudah kita mulai saat ini, apakah berani atau tidak, mampu konsisten atau tidak. Karena yang dibutuhkan itu adalah napas yang panjang. Karena kita tidak sedang jalan-jalan sore, kita juga tidak sedang lari sprint, tapi yang kita lakukan harusnya adalah lari maraton untuk mencapai Indonesia Emas,” tandasnya.