HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengingatkan generasi milenial untuk terus meningkatkan literasi keuangan, terutama terkait kegiatan investasi.

Sebab sampai saat ini, masih banyak investor milenial yang masih sebatas ikutan-ikutan dalam berinvestasi atau dikenal dengan istilah Fear Of Missing Out (Fomo).

Perry mengatakan, pemangku kepentingan menyadari pentingnya peran milenial dalam pembiayaan pembangunan nasional melalui investasi.

“Nah yang paling penting kita perluas partisipannya khususnya anda yang milenial. Investor ritel itu menjadi sangat penting,” ujar Perry dalam keteranganya yang dikutip Holopis.com, Selasa (15/8).

Untuk itu, BI mendorong agar literasi keuangan penduduk Indonesia meningkat dan menjadi investor yang sangat tangguh, maju, dan unggul.

Perry lantas membagikan tips agar peningkatan literasi keuangan berdampak positif. Pertama, generasi muda boleh menikmati hidup dengan prinsip You Only Live Once (Yolo), tetapi hal ini tetap harus dijalankan dengan menerapkan prinsip perencanaan keuangan.

“Boleh Anda Yolo tapi pakai planning, karena kalau enggak pakai planning hidup kita jadi insecure,” kata Perry.

Dia mengingatkan, investasi harus dilakukan dengan memperhatikan fundamental dari instrumen investasi, mulai dari profil, return dan risikonya.

“Pelajari investasinya. APBN gimana, sahamnya gimana, terus tentukan return-nya, dan risikonya. Anda menghitung tentu return-nya tinggi risikonya yang terkelola. Makanya berhentilah jadi FOMO, jangan ikut-ikutan saja karena gengsi, tetapi jadilah pintar,” kata Perry.

Kemudian, lanjutnya, dalam menjalankan investasi harus dilakukan dengan model smart thinking action for best result (star). Sehingga, investasi bisa mendapatkan hasil yang terbaik bukan hanya karena mengikuti tren semata.

“Kalau berinvestasi jangan pansos (panjat sosial) atau ingin terkenal. Tetapi jadi star, smart thinking action for best result,” tukas Perry.