HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia per Juli 2023 mencapai US$20,88 miliar. Nilai ekspor tersebut terdiri dari nilai ekspor migas sebesar US$1,23 miliar dan ekspor non migas US$19,65 miliar.

Secara tahunan atau year on year (yoy), nilai ekspor Indonesia per Juli 2023 itu mengalami penurunan yang cukup dalam, yakni sebesar 18,03%. Meskipun secara bulanan atau month to month masih mencatatkan kenaikan tipis di angka 1,36%.

“Penurunan nilai ekspor ini melanjutkan trend yang terjadi sejak awal tahun 2023, seiring dengan menurunnya harga-harga komoditas unggulan di pasar global dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers yang dikutip Holopis.com, Senin (13/8).

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2023 mencapai US$149,53 miliar atau turun 10,27% dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai US$140,47 miliar atau turun 10,76%.

Ekspor non-migas hasil industri pengolahan Januari – Juli 2023 juga turun 10,02% dibanding periode yang sama tahun 2022. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 3,40% dan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 13,78%.

Adapun ekspor non-migas Juli 2023 terbesar adalah ke China sebesar US$4,93 miliar. Disusul Amerika Serikat US$2,03 miliar, dan India US$1,82 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,70%.

Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara), masing-masing sebesar US$3,60 miliar dan US$1,27 miliar.

Berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Juli 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$21,13 miliar (14,13%). Diikuti Kalimantan Timur US$17,12 miliar (11,45%) dan Jawa Timur US$12,70 miliar (8,49%).