HOLOPIS.COM, JAKARTA – Rachel Zegler, pemeran karakter putri Disney, Putri Salju dalam film live action Snow White mendapat kecaman atas komentarnya yang dinilai merendahkan karakter dan film Disney, Snow White yang akan segera tayang.
Sebuah klip wawancara aktris tersebut baru-baru ini kembali muncul yang memperlihatkan Rachel yang mengungkapkan bahwa ia bukanlah penggemar karakter putri Disney, Putri Salju.
Rachel mengakui bahwa dia hanya menonton film animasi Snow White satu kali dan tak terlalu menikmatinya dalam wawancaranya bersama Entertainment Weekly, seperti dipantau Holopis.com, Senin (14/8).
“Aku takut dengan versi aslinya. Aku pikir aku hanya menontonnya sekali dan tidak pernah melihatnya lagi. Aku serius,” ucap Rachel.
Dalam wawancara lain bersama Variety, ia mencela plot film animasi asli Putri Salju karena dianggap bertentangan dengan apa yang ia nilai sebagai modern feminisme.
“Maksudku, ini bukan lagi tahun 1937,” jelas Rachel saat ia ditanya tentang apa yang ia maksud ketika ia akan membawakan keunggulan modern pada karakter putri tersebut.
“Dia tidak akan diselamatkan oleh sang pangeran dan dia tidak akan memimpikan cinta sejati. Dia bermimpi untuk dapat menjadi pemimpin seperti yang ia sadari dan seorang pemimpin yang mendiang ayahnya katakan kepadanya bahwa dia dapat lakukan jika ia tak takut, adil, berani dan benar,” ujarnya.
Atas tindakannya yang disebut kurang menghargai peran besar, seorang putri klasik Disney yang dapat merubah hidupnya tersebut, warganet pun mengkritik aktris tersebut dan menyebutnya pseudo-feminism.
Salah satu warganet yang menyuarakan pendapatnya di akun TikTok @cosywithangie mengunggah video yang telah ditonton sebanyak 9,3 juta kali dan mengutarakan bahwa feminisme berarti perempuan dapat mengejar hal apa pun yang dia inginkan termasuk cinta sejati dan apa yang Rachel bicarakan bukanlah feminisme.
“Jatuh cinta bukanlah anti feminisme, ingin menikah, ingin tinggal di rumah, menjadi seseorang yang lembut, menjadi ibu rumah tangga. Tak ada satu pun dari hal-hal ini membuatmu kurang berharga baik secara individual maupun sebagai seorang wanita,” ujar Angie yang mengomentari ucapan Rachel di sebuah wawancara.
“Mengkritik putri Disney bukanlah feminis. Tidak semua perempuan adalah pemimpin. Tidak semua perempuan ingin menjadi pemimpin. Tidak semua perempuan menginginkan atau mendambakan kekuasaan dan itu tidak apa-apa,” lanjut Angie dalam videonya.
“Berpikir bahwa seorang perempuan menjadi kurang berharga karena dia jatuh cinta atau karena dia menerima bantuan dari seseorang alih-alih menjadi girl boss untuk mengatasi masalahnya bukanlah feminis,” tambahnya.
Boston Celtics gagal mempersembahkan kado natal bagi para pendukungnya usai kandas di tangan Philadelphia 76ers…
JAKARTA - Juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto menyampaikan bahwa ada 2 (dua) orang yang…
Hal unik diunggah fans Arsenal di media sosial dalam perayaan Natal tahun ini, dimana sejumlah…
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis informasi terkini perihal prakiraan cuaca Jateng (Jawa Tengah)…
JAKARTA - Mantan politisi Partai NasDem, Akbar Faizal mengingatkan kepada Mahkamah Agung agar bersikap pada…
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis informasi terkini perihal prakiraan cuaca Jakarta pada…