HOLOPIS.COM, JAKARTA – Koordinator Literasi Digital Masyarakat Kominfo, Rizki Ameliah mengatakan bahwa salah satu pekerjaan besar negara Indonesia saat ini adalah bagaimana membuat masyarakatnya lebih melek lagi terhadap literasi digital.

Hal ini disampaikan karena perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat ini nyaris belum bisa diikuti secara maksimal dan baik oleh para penggunanya. Salah satu buktinya adalah masih maraknya disinformasi atau hoaks di kalangan masyarakat.

“Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna sosial media terbesar di dunia. Namun, dengan jumlah pengguna yang besar tersebut belum tentu dapat menjamin para pengguna pun memiliki kualitas yang baik dalam penggunaannya, salah satunya adalah keberadaan konten negatif seperti hoax,” kata Rizki dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (13/8).

Tidak jarang konten hoaks ini dikonsumsi mentah-mentah oleh masyarakat. Keinginan untuk melakukan cross check terhadap informasi yang mereka terima juga dianggap Rizki masih cukup rendah.

“Banyak sekali dari masyarakat yang mudah percaya dengan konten yang tersebar sebelum memverifikasi atau mencari tahu lebih dulu,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Rizki mengajak kepada semua masyarakat agar terus meningkatkan kualitas literasi digital mereka, salah satunya adalah dengan tidak mudah percaya terhadap informasi yang tersebar bebas, apalagi dari sumber yang kurang bisa dipercaya. Termasuk di antaranya adalah media sosial dan whatsapp group.

“Saya mengajak kepada masyarakat, terutama kepada ibu-ibu, untuk melek digital. Dengan melek terhadap digital, dapat menghindari kita dari konten-konten negatif yang dapat merusak pribadi dan sosial masyarakat kita,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, yakni di dalam diskusi panel dengan tema “Memberantas Judi Online Melalui Inovasi Teknologi” yang diselenggarakan di Cikasungka, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (10/8) kemarin, Riyan Hidayat membagikan tiga pedoman penting agar masyarakat khususnya generasi muda Indonesia tidak terombang-ambing dengan kemajuan teknologi saat ini.

Riyan yang merupakan Sekjend DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) tersebut menyebutkan bahwa ideologi adalah pedoman penting agar para pengguna platform teknologi tetap aman dari terpaan berbagai informasi yang begitu masif.

“Pertama, harus punya basis ideologi yang kuat. Dengan basis ideologi yang kuat, dapat mencegah kita dari pengaruh buruk yang datang dari luar diri kita,” kata Riyan.

Hal ini diterangkan Riyan, karena di dalam perkembangan teknologi informasi, konten atau platform negatif rentan diakses oleh masyarakat Indonesia, umumnya adalah kalangan masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah. Platform negatif ini salah satunya adalah judi online.

Baca selengkapnya di halaman kedua.