Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pangan Nasional atau Bapanas menyatakan, bahwa impor beras merupakan pilihan terakhir yang harus ditempuh pemerintah guna memenuhi pasokan pangan dalam negeri, di tengah ancaman dampak fenomena iklim El Nino atau kemarau panjang.

Namun sebelumnya, pemerintah dikatakan Arief, telah memaksimalkan produksi beras dalam negeri guna mengantisipasi dampak daripada fenomena tersebut.

“Tapi ini last option ya, pilihan pahit yang harus dipilih, karena kita inginnya produksi dalam negeri. Kalau kita mau gak dimainkan sama orang lain, kita mesti kuat mesti produksi sendiri,” ujar Arief dalam sebuah podcast yang dikutip Holopis.com, Jumat (11/8).

Arief menuturkan, bahwa transparansi data pangan menjadi hal yang penting untuk ditegakkan, sehingga pemenuhan pasokan pangan dapat lebih terencana.

Untuk itu, dalam rangka menjaga kepercayaan publik, Bapanas berupaya memantau dan memastikan, semua ketersediaan stok pangan dapat dimonitor dan dipantau secara berkala.

“Dan ada satu ya, korupsi itu bukan cuma korupsi uang dan lain-lain, pembohongan publik itu juga korupsi. Karena bagian yang terpenting sebenarnya transparansi,” ucap Arief.

Sebagai informasi, dalam data cadangan pangan pemerintah per 8 Agustus 2023, stok beras di Indonesia tercatat sebanyak 1.255.400 ton. Stok tersebut berasal dari gudang Perum Bulog sebanyak 1.255.135 ton dan ID Food 265 ton.

Adapun beras sebanyak 1,25 juta ton tersebut hanya mampu memenuhi 49 persen kebutuhan beras bulanan Indonesia yang totalnya mencapai 2.570.163 ton per bulan.