HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ratusan bangunan toko dan rumah-rumah warga dihancurkan menggunakan buldoser oleh pejabat distrik setempat setelah kekerasan komunal yang pecah minggu lalu di Nuh, sebuah distrik dengan mayoritas Muslim yang termasuk wilayah termiskin di ibu kota India.

Polisi setempat mengatakan bahwa bentrokan yang terjadi antara umat Hindu dan Muslim dimulai setelah pawai keagamaan kelompok nasionalis Hindu dilempari batu ketika melawati wilayah Nuh.

Namun, saat ditanya mengenai alasan mengapa negara India membawa buldoser dan menghancurkan rumah-rumah warga Muslim di Nuh, para pejabat memberikan jawaban kontradiktif mengenai alasan pembongkarannya.

Hakim Distrik, Dhirendra Khadgata mengatakan bahwa mereka hanya meratakan bangunan yang dibangun secara ilegal. Tetapi Vinesh Singh, petugas perencanaan distrik mengatakan bahwa pihak berwenang hanya menghancurkan rumah-rumah yang melempari batu, seperti dikutip Holopis.com dari BBC, Rabu (9/8).

“Kami memiliki 15 toko yang dibangun di atas tanah keluarga kami. Kami memiliki semua dokumen tetapi mereka (polisi) bersikeras bahwa bangunan itu ilegal,” ucap Muhammad Saud, salah satu warga distrik Nuh.

Tindakan penghancuran tersebut baru berhenti setelah empat hari, ketika pengadilan tinggi negara atas dasar keinginan mereka sendiri mengeluarkan pemberitahuan kepada pemerintah.

“Ternyata, tanpa ada perintah pembongkaran dan pemberitahuan, masalah hukum dan ketertiban dijadikan alasan untuk merobohkan bangunan tanpa mengikuti prosedur yang ditetapkan undang-undang,” ujar pengadilan.

Mereka juga mempertanyakan apakah negara sedang melakukan ‘pembersihan etnis’ dengan menargetkan bangunan yang sebagian besar dimiliki oleh umat Islam.

Shadan Farasat, seorang pengacara Mahkamah Agung pun mengatakan bahwa penghancuran infrastruktur sipil secara sengaja tidak diperbolehkan berdasarkan hukum apa pun.

“Jika Anda ingin menuntut seseorang atas kekerasan, Anda perlu menangkap mereka dan mengadili mereka. Anda tidak bisa begitu saja menghancurkan rumah mereka dalam sehari,” ucap Shadan.