HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anime yang saat ini sedang populer seperti Jujutsu Kaisen dan beberapa anime aksi lainnya seperti Hell’s Paradise, Trigun Stampede, dan Mashle: Magic And Muscles telah menguasai pasar penonton anime pada sebagian besar tahun 2023, namun itu tidak membuat genre romansa ketinggalan lho, Sobat Holopis.

Anime romansa yang digadang-gadang sebagai serial yang sedang hit saat ini seperti My Happy Marriage juga tak kalah mengundang kekaguman para wibu, baik dari segi jalan cerita maupun grafiknya.

Diadaptasi dari seri novel ringan Jepang berjudul sama, My Happy Marriage berlatarkan era Restorasi Meiji abad ke-19. Di zaman ini dikatakan sebagai zaman ketika seserang memiliki kemampuan supernatural dianggap istimewa, dan keluarga dengan kemampuan paling kuat membangun kekuatan yang dapat memonopoli masyarakat.

Di dunia yang egois dan haus kekuasaan ini, seorang gadis muda bernama Miyo menjadi sasaran pelecehan mental terburuk oleh keluarganya sendiri. Premis My Happy Marriage mungkin terlihat seperti terinspirasi oleh kisah menyedihkan seorang gadis dalam kiasan kesusahan, tetapi ternyata anime ini memiliki tema yang jauh lebih serius dan sensitif.

My Happy Marriage Memilliki Makna Trauma Yang Sebenarnya

Trauma fisik mungkin bisa disembuhkan, tetapi trauma yang ditimbulkan di otak dapat meninggalkan jejak yang jauh lebih menyakitkan. Meskipun Miyo Saimori dilahirkan dalam keluarga kelas atas, dia telah direduksi menjadi pelayan selamanya atas belas kasihan ibu tiri dan saudara perempuannya.

Sudah seperti ini bagi Miyo sejak ibunya meninggal dan ayahnya mengetahui bahwa dia tidak memiliki bakat supranatural. Ibu tirinya melecehkannya sejak usia sangat muda, di mana mengurungnya di ruangan gelap dan kelaparan adalah hal yang rutin. Penyiksaan mental yang dialaminya begitu parah bahkan pada usia 19 tahun, dia hampir tidak bisa menggerakkan tubuhnya di hadapan saudara perempuannya.

Miyo dikirim ke keluarga Kudo agar dia bisa menikah dengan “prajurit kejam” Kiyoka Kudo. Sudah trauma dengan kemarahan orang lain, Miyo sangat sadar untuk tidak mengecewakan Kudo. Bertindak sebagai pelayan dan meminta maaf di setiap kesempatan memperlihatkan seberapa dalam kepercayaan diri Miyo telah ternoda.

My Happy Marriage berhasil menyoroti perjuangan Miyo melalui Kiyoka. Dialah yang menyadari bahwa ada yang salah dengan kepribadian Miyo. Hatinya segera menyerah pada kekejaman yang harus dihadapi Miyo, dan dia menyadari bahwa bukan hanya cintanya yang bisa menyembuhkannya. Dia membutuhkan kepercayaan dirinya kembali, dan hanya keluarganya yang kejam yang bisa menutupnya.

Salah satu adegan terbaik dalam My Happy Marriage, yang menyoroti trauma Miyo yang menyakitkan, adalah saat dia bertemu dengan saudara tirinya, Kaya, di pasar. Seorang gadis yang hidup dan hampir bahagia pada satu detik, Miyo mulai gemetar saat dia melihat Kaya. Ejekan kakaknya dan sikap egoisnya membuat Miyo gemetar ketakutan, bahkan di hadapan orang lain. Nona Yurie harus turun tangan dan membawa pergi Miyo.

Serial anime ini bisa saja menghilangkan kepribadian pemalu Miyo dan menggambarkan orang yang berubah karena dia sudah mendapat persetujuan Kudo. Sebaliknya, My Happy Marriage mengingatkan penonton tentang dampak pelecehan mental terhadap korbannya, dan butuh waktu yang cukup lama untuk pulih. Jika serialnya tetap berada di jalur yang benar, perkembangan karakter Miyo bisa menjadi salah satu yang terbaik musim ini.