HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai apa yang diujarkan Rocky Gerung adalah bentuk kebebasan yang kebablasan.
“Setiap kebebasan itu juga harus menghormati harkat dan martabat orang lain. Tidak bisa bebas yang sebebas-bebasnya, semua ada batasan,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Kamis (3/8).
Hal ini disampaikan Habib Syakur untuk merespons statemen Rocky Gerung yang menyebut Presiden Jokowi “bajingan dan tolol”.
“Dia sebenarnya sedang menikmati buah reformasi yang menghasilkan demokrasi. Tapi sayangnya nilai demokrasi ini dicederai,” ujarnya.
Sebagai seorang akademisi dan intelektual, seharusnya Rocky Gerung lebih menata dan memikirkan lagi diksi apapun yang dilontarkan, khususnya terhadap nama baik negara.
“Menghina Presiden sejatinya sedang mempersilakan orang lain menggunjing negara, sekalipun itu dari bangsa lain,” terangnya.
Lebih lanjut, Habib Syakur tak mempersoalkan nilai kebebasan dan demokrasi yang melekat pada diri Rocky Gerung. Hanya saja, demokrasi itu tidak dijadikan alasan untuk menghina dan merendahkan nama baik Presiden.
“Kita harus membedakan mana unsur kritik maupun menghina. Jangan dicampur-adukkan demi pembenaran,” tandasnya.
Terakhir, ulama asal Malang Raya itu mempersilakan jika ada kelompok masyarakat khususnya relawan Jokowi yang melaporkan ke Polisi.
“Yang melaporkan itu juga punya hak konstitusi, nanti polisi yang menentukan apakah itu ada unsur pidana atau tidak,” ucapnya.
“Tapi kalau ada unsur pidana, tentu aparat hukum kita tak perlu ragu dan menindak menggunakan prinsip equality before the law,” pungkasnya.