HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan agar para pelajar Indonesia yang berkuliah di luar negeri, khususnya para pelajar penerima beasiswa LPDP untuk kembali pulang ke tanah air, pasca rampung menyelesaikan studi mereka.
Kepala Negara Republik Indonesia tersebut berharap agar mereka tidak menggunakan ilmu yang diraih untuk membangun negara lain, akan tetapi bisa lebih mengutamakan mengembangkan negaranya sendiri.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri LPDP Festival 2023 di Hall Utama Mall Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (3/8).
“Ilmunya jangan diendapkan untuk diri sendiri. Dan yang paling penting ini saya titip, pulang, pulang, pulang, pulang,” kata Presiden JokowiJokowi seperti dikutip Holopis.com.
Kemudian, Presiden Jokowi juga menyerukan agar para pelajar tersebut tetap mengutamakan negaranya sendiri, sekalipun fasilitas, hingga gaji di luar negeri jauh lebih menjanjikan kesejahteraan.
“Meskipun gaji di sini mungkin lebih rendah sedikit, tetap, pulang. Meskipun mungkin fasilitas enak di negara lain, tetap pulang,” ujar Presiden.
Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus mantan Walikota Solo ini menuturkan kembali, bahwa pemerintah khususnya di bawah komandonya saat ini, sangat memperhatikan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Upaya itu dilakukan dengan cara meningkatkan kebutuhan angtaran untuk Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
Apalagi dikatakan Presiden, Indonesia sangat berharap agar bisa lebih banyak lagi anak bangsa yang berkualitas, memiliki mimpin, harapan dan pemikiran maju untuk membangun negaranya sendiri.
“Sejak 2019, saya sudah perintahkan ke Ibu Menteri Keuangan, minimal satu tahun itu 20 (triliun rupiah) harus dimasukkan ke LPDP, punya uang banyak (makal masukkan LPDP, karena SDM inilah nanti kita bisa bersaing atau tidak bisa bersaing dengan negara-negara lain,” terangnya.
Diterangkan lagi oleh Presiden Jokowi, bahwa peningkatan kualitas SDM tersebut adalah sesuatu sangat penting, karena Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang nanti di tahun 2030 sebanyak 68,3 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif.
Yang mana, bonus demografi tersebut hanya terjadi sekali dalam sejarah peradaban sebuah negara.
“Ini bisa menjadi peluang tapi bisa juga menjadi beban, bahkan bisa menjadi bencana kalau kita tidak bisa mengelolanya dengan baik,” tuturnya.
Namun dengan melihat semangat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti) hingga Kementerian Keuangan, Presiden merasa sangat optimis bahwa Indonesia sudah sangat siap untuk menggapai bonus demografi itu secara positif.
“Setelah tadi Pak Nadiem, Bu Ani menyampaikan, dan saya berhadapan dengan Saudara-saudara semuanya, saya optimis bahwa bonus demografi itu bisa kita manfaatkan untuk menaikkan level negara kita menjadi negara maju,” tandasnya.
Menutup sambutannya, Presiden meminta jajaran terkait untuk menyusun desain besar LPDP agar dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045.
“Saya minta ini kepada menteri-menteri terkait dan juga LPDP, tolong kita ini bisa membuat grand design-nya untuk lima tahun yang akan datang, untuk 10 tahun yang akan datang, untuk 15 tahun yang akan datang, untuk 20 tahun yang akan datang, untuk 25 tahun yang akan datang,” ucapnya.
“Kita harus betul-betul memiliki desain sesuai dengan kebutuhan dan visi negara ini, visi negara kita. Jurusan apa, jumlahnya berapa, bidang penelitian misalnya apa, harus betul-betul bisa tepat sasaran, tidak buang-buang anggaran,” pungkas Jokowi.