HOLOPIS.COM, JAKARTA – Simulasi head to head antara Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo sebagai Bacapres, yang dilakukan LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Prabowo 52 persen dan Ganjar 41,6 persen.

Survei digelar pada 3-15 Juli dengan 1.200 responden, yang diperoleh dari wawancara tatap muka. Margin of error sekitar 2,9% persen.

“Jarak elektabilitas Head to head Prabowo dan Ganjar melebar dari Ganjar unggul 4.6 persen (Januari 2023) hingga kalah 10.4 persen (Juli 2023),” kata Direktur CPI LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas dalam keterangan yang dikutip Holopis.com, Minggu (31/7).

Penurunan elektabilitas Ganjar, menurut Hanggoro ada beberapa indikator. Pertama, Serangan hoaks soal Ganjar mengaku suka menonton video porno. Kedua, Capres bahkan presiden adalah petugas partai.

Ketiga, Ganjar dianggap ikut membatalkan Indonesia tuan rumah Piala Bola Dunia U-20. Keempat, karena Ganjar cawe-cawe tugas Gubernur DKI.

“Melebarnya elektabilitas itu juga disebabkan oleh dua langkah cantik Prabowo,” jelas Hanggoro.

Namun, dalam survei LSI kali ini tidak ada nama Anies Baswedan. Hanggoro mengatakan alasannya, tidak memasukkan Bacapres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

“Pertimbangannya karena memang dua capres (Prabowo dan Ganjar) ini setahun ini konsisten nomor 1 dan 2, meski dinamis. Sementara Anies dan capres lainnya konsisten di nomor 3, itu pertimbangannya,” jelasnya.

Terkait dengan elektabilitas Anies Baswedan, LSI Denny JA tidak mengatakan jika Anies bisa menjadi cawapres potensial jika gagal menjadi capres.

“Anies Baswedan juga dapat dipertimbangkan sebagai cawapres jika ia gagal mendapatkan tiket capres,” pungkas Hanggoro.